Gus Dur & Soeharto Jadi Pahlawan Nasional! Ini Daftar Lengkap 10 Tokoh 2025

Gus Dur & Soeharto Jadi Pahlawan Nasional! Ini Daftar Lengkap 10 Tokoh 2025
Sumber :
  • Dok. YouTube Sekretariat Presiden

Penganugerahan ini memperkuat representasi perempuan dalam daftar Pahlawan Nasional, yang selama ini masih minim.

Sarwo Edhie Wibowo: Jenderal yang Turut Amankan Transisi Orde Baru

Jenderal TNI ini dikenal sebagai komandan RPKAD (kini Kopassus) yang berperan dalam Operasi Trikora, Dwikora, hingga penumpasan G30S/PKI. Ia juga ayah dari Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI. Perannya dalam stabilisasi keamanan pasca-1965 menjadi dasar utama penghargaan ini.

Tiga Tokoh Daerah: Representasi Kebangsaan yang Inklusif

Tiga tokoh lain melengkapi daftar dengan representasi lokal yang kuat:

  • Sultan Muhammad Salahuddin (NTB): Raja Bima yang menolak kolonialisme Belanda dan memperjuangkan otonomi daerah.
  • Syaikhona Muhammad Kholil (Madura): Ulama kharismatik yang mendidik tokoh-tokoh besar seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah.
  • Tuan Runda H. Ali Basaragi (Sumut): Tokoh perlawanan terhadap kolonial Belanda di Tapanuli.
  • Zainal Abidin Syah (Maluku Utara): Sultan Tidore yang memimpin perlawanan bersenjata melawan penjajah Portugis dan Belanda.

Keempatnya menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengangkat tokoh dari luar Jawa dan memperkuat narasi kebangsaan yang multikultural dan inklusif.

Makna Strategis di Balik Keputusan Prabowo

Penganugerahan gelar ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo yang dikenal dekat dengan kalangan militer dan nasionalis mengandung pesan politik dan historis yang dalam. Dengan memasukkan tokoh seperti Gus Dur (progresif), Soeharto (otoritarian), dan Marsinah (aktivis kiri), pemerintah tampak ingin menyatukan fragmen sejarah yang selama ini terpecah.

Ini juga bisa dibaca sebagai upaya rekonsiliasi nasional, di mana negara mengakui bahwa sejarah tidak hitam-putih melainkan kompleks, dan setiap tokoh memiliki sisi yang layak dihargai, meski tak sempurna.

Kesimpulan: Mengenang untuk Menginspirasi

Gelar Pahlawan Nasional bukan akhir dari sejarah melainkan pintu masuk bagi generasi muda untuk mempelajari, mengkritisi, dan melanjutkan perjuangan. Dengan mengangkat tokoh dari berbagai latar agama, gender, ideologi, dan geografi Indonesia menegaskan bahwa kepahlawanan tidak monolitik.

Seperti disampaikan dalam upacara resmi:

“Penghargaan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berjuang membangun Indonesia yang lebih adil, maju, dan bersatu.”