Raja Judi Online She Zhijiang Akhirnya Diekstradisi ke China, Begini Momen Penangkapannya!

Bos Judi Online She Zhijiang
Sumber :
  • chinanews

Raja judi online yang selama ini diburu berbagai negara, She Zhijiang, akhirnya dipulangkan ke China setelah proses hukum yang berlangsung cukup panjang di Thailand. Pria berusia 43 tahun itu diterbangkan dari Bangkok pada Rabu, 12 November 2025, menggunakan pesawat khusus yang dikirim langsung oleh pemerintah Beijing. Momen ekstradisi ini langsung menyita perhatian publik internasional karena She dikenal sebagai salah satu sosok paling berpengaruh dalam industri judi daring ilegal di Asia.

Kasus She memang sudah lama menjadi perhatian. Ia ditangkap pada Agustus 2022 setelah kepolisian Thailand menerima red notice Interpol yang diajukan China. Tuduhannya tidak main-main: mengoperasikan jaringan kasino dan situs perjudian online yang skalanya disebut mencapai miliaran dolar, serta diduga terlibat dalam pencucian uang lintas negara.

Setelah melalui proses pengadilan yang melelahkan, termasuk banding dari tim hukumnya, pengadilan pidana Thailand akhirnya menegaskan bahwa She harus diekstradisi. Keputusan itu diperkuat awal pekan ini, membuka jalan bagi Beijing untuk membawa pulang buronan kelas kakap tersebut.

Menurut Letnan Jenderal Polisi Jirabhop Bhuridej, She adalah salah satu tersangka prioritas tinggi bagi pemerintah China. Karena itu, tak heran jika Beijing bergerak cepat. Mereka langsung mengirim pesawat khusus ke Bandara Suvarnabhumi untuk menjemput She. Tak hanya itu, seorang konselor Kedutaan Besar China di Bangkok, Zhao Mengtao, bahkan ikut memberikan pernyataan resmi dan mengucapkan terima kasih kepada otoritas Thailand. Ia menegaskan bahwa kerja sama kedua negara dalam memberantas kejahatan digital semakin kuat.

Namun, proses ekstradisi ini juga memunculkan sejumlah tanda tanya. Pengacara She, Sanya Eadjongdee, menyebut bahwa prosedur yang dijalankan tergolong “tidak lazim”. Meski begitu, ia tidak merinci apa yang dimaksud. Yang jelas, ia menegaskan bahwa kliennya masih menyangkal semua tuduhan.

Terlepas dari bantahan itu, She memang bukan nama sembarangan. Ia adalah otak di balik megaproyek Shwe Kokko, sebuah kompleks hiburan dan kasino senilai USD 15 miliar yang dibangun di kawasan perbatasan Thailand–Myanmar. Di atas kertas, Shwe Kokko disebut sebagai proyek pengembangan kota pintar. Namun, laporan internasional menyebut sebaliknya — kompleks itu diduga menjadi pusat operasi penipuan daring, judi ilegal, hingga perdagangan manusia.

Situasi ini semakin menguat setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada sembilan perusahaan dan individu yang terhubung dengan Shwe Kokko pada September lalu. Sanksi itu dikeluarkan karena adanya bukti yang mengaitkan jaringan tersebut dengan aksi penipuan digital berskala regional.

Jika ditelusuri lebih jauh, kawasan perbatasan Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja memang sudah lama dikenal sebagai “zona merah” kejahatan daring. Setelah pandemi Covid-19, wilayah itu berubah menjadi pusat operasi sindikat internasional yang memanfaatkan ribuan orang melalui modus rekrutmen palsu. Banyak di antara mereka dipaksa bekerja sebagai pelaku penipuan daring di kompleks-kompleks seperti Shwe Kokko.

Karena itu, ekstradisi She ke China dianggap sebagai langkah besar untuk memutus mata rantai kejahatan digital yang makin meresahkan. Pemerintah Thailand dan China berjanji memperkuat kolaborasi, mulai dari pertukaran informasi intelijen hingga operasi gabungan untuk memburu jaringan yang masih berkeliaran.

Meski begitu, para pengamat menyebut bahwa memerangi judi online ilegal tidak akan selesai hanya dengan menangkap satu tokoh terkenal. Selama permintaan masyarakat terhadap layanan perjudian daring tetap besar, para pelaku akan terus mencari cara baru untuk mengelabui aparat. Namun, setidaknya langkah terhadap She Zhijiang memberi sinyal tegas bahwa negara-negara Asia Tenggara mulai bergerak lebih agresif menindak kejahatan digital.

Kini publik menunggu bagaimana proses hukum She akan berjalan di China. Mengingat skala jaringan yang dikaitkan dengannya, tidak menutup kemungkinan akan muncul fakta-fakta baru yang bisa mengungkap lebih banyak pelaku di balik industri gelap bernilai miliaran dolar tersebut.