6 Tewas dalam Serangan Rudal Terbesar di Kyiv, Rusia Incar Musim Dingin Ukraina

6 Tewas dalam Serangan Rudal Terbesar di Kyiv, Rusia Incar Musim Dingin Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/Valentyn Ogirenko

Gadget – Pada Jumat, 14 November 2025, ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali diguncang serangan rudal dan drone skala besar yang menewaskan enam warga sipil di sebuah apartemen menjadi salah satu serangan paling mematikan di wilayah perkotaan sejak invasi penuh Rusia dimulai pada Februari 2022. Beberapa jam kemudian, serangan drone lain di pasar selatan Ukraina menewaskan dua orang tambahan, sehingga total korban tewas mencapai delapan jiwa, dengan 36 lainnya terluka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung mengecam serangan tersebut sebagai “upaya keji untuk menyebarkan teror”, menekankan bahwa sasaran utama Moskow bukan hanya infrastruktur melainkan moral dan ketahanan rakyat Ukraina di tengah musim dingin yang kian menggigit.

Artikel ini mengupas kronologi serangan, dampak kemanusiaan, respons pertahanan udara Ukraina, serta reaksi global terhadap eskalasi kekerasan terbaru dalam perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.

Serangan Terkoordinasi: Rudal Balistik, Drone, dan Infrastruktur Sipil Jadi Sasaran

Menurut laporan AFP (15/11/2025), serangan Rusia pada hari Jumat merupakan salah satu gelombang serangan terbesar terhadap Kyiv dalam beberapa bulan terakhir. Angkatan Udara Ukraina mencatat bahwa Moskow meluncurkan:

  • 430 drone
  • 19 rudal (termasuk rudal balistik dan hipersonik)

Dari jumlah tersebut, 405 drone dan 14 rudal berhasil ditembak jatuh angka yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan pertahanan udara Ukraina dibanding serangan-serangan sebelumnya.

Namun, 5 drone dan 5 rudal berhasil menembus pertahanan, menghantam:

  • Sebuah apartemen di Kyiv (6 tewas)
  • Sebuah rumah sakit
  • Toko dan kantor
  • Kedutaan Azerbaijan yang rusak parah, memicu protes diplomatik dari Baku

Di Kyiv timur, wartawan AFP melaporkan gedung-gedung bertingkat terbakar hebat, dengan puluhan jendela dan balkon hancur akibat ledakan. Listrik padam di sejumlah distrik, meninggalkan warga dalam kegelapan di tengah suhu dingin musim gugur yang mendekati musim salju.

Zelensky: Ini Bukan Serangan Militer Ini Teror Sistematis

Dalam pernyataan resminya, Presiden Zelensky menegaskan bahwa serangan ini tidak ditujukan untuk mencapai keuntungan taktis, melainkan untuk menimbulkan ketakutan massal dan melemahkan semangat rakyat Ukraina.

“Ini adalah serangan yang sengaja diperhitungkan dan bertujuan untuk menyebabkan kerusakan maksimal pada masyarakat dan infrastruktur sipil,” ujarnya. 

Ia menyoroti bahwa sasaran utama adalah warga sipil: keluarga di apartemen, pasien di rumah sakit, dan pembeli di pasar. Menurutnya, ini adalah bukti nyata bahwa Rusia sengaja menggunakan teror sebagai senjata perang.

Eskalasi Musim Dingin: Strategi Putin untuk “Hancurkan Ketahanan” Ukraina

Serangan ini bukan kejadian terisolasi. Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia secara konsisten menargetkan infrastruktur energi Ukraina pembangkit listrik, gardu transformator, dan jalur kereta api dengan tujuan memutus pasokan listrik dan pemanas bagi jutaan warga saat suhu mulai turun.

Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menyebut taktik ini sebagai “penghinaan terhadap kemanusiaan” dan menuduh Presiden Vladimir Putin “sengaja ingin membuat musim dingin sesulit mungkin bagi Ukraina.”

“Sangat jelas bahwa Putin bertujuan untuk menghancurkan semangat dan mematahkan perlawanan rakyat Ukraina,” tegas Pistorius. 

Analisis intelijen Barat mendukung klaim ini. Serangan-serangan Rusia kini semakin sering menggabungkan rudal balistik, rudal aerobalistik, dan gelombang drone massal kombinasi yang sengaja dirancang untuk menguras stok rudal pertahanan udara Ukraina dan menciptakan celah bagi serangan berikutnya.

Pertahanan Udara Ukraina: Lebih Baik, Tapi Masih Rentan

Seorang pejabat senior Ukraina yang berbicara kepada AFP mengungkapkan bahwa sistem pertahanan udara kini bekerja jauh lebih baik dibanding awal perang.

“Sebelumnya ada beberapa masalah dengan pertahanan udara, tetapi kali ini sistem bekerja dengan baik,” katanya. 

Namun, ia juga memperingatkan bahwa rudal balistik tetap menjadi ancaman serius karena kecepatan ekstrem dan lintasan yang sulit diprediksi. “Tidak mudah menembak jatuhnya,” tambahnya.

Fakta bahwa 5 rudal berhasil mencapai sasaran menunjukkan bahwa meski pertahanan membaik, Ukraina masih membutuhkan lebih banyak bantuan senjata dari sekutu Barat, terutama sistem seperti Patriot, NASAMS, dan rudal jarak jauh.

Respons Internasional: Kecaman Global dan Dukungan untuk Ukraina

Serangan ke Kyiv memicu kecaman luas dari komunitas internasional:

  • Azerbaijan memanggil Duta Besar Rusia untuk memprotes kerusakan pada kedutaannya.
  • Uni Eropa dan NATO mengecam “serangan brutal terhadap warga sipil.”
  • Amerika Serikat menjanjikan bantuan pertahanan udara tambahan dalam pekan ini.
  • Jerman kembali menegaskan komitmennya untuk memasok sistem pertahanan IRIS-T.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan “fasilitas militer dan energi Ukraina,” meski bukti di lapangan menunjukkan sasaran utama adalah area permukiman.

Dampak Kemanusiaan: Musim Dingin Tanpa Listrik dan Rasa Aman

Bagi warga Kyiv, serangan ini bukan hanya tentang kerusakan fisik tapi juga hilangnya rasa aman. Banyak keluarga kini hidup dalam ketakutan akan serangan berikutnya, terutama saat malam tiba.

Dengan pemadaman listrik yang meluas, risiko kesehatan meningkat terutama bagi lansia dan anak-anak. Rumah sakit terpaksa mengandalkan generator, sementara stasiun pemanas darurat mulai dibuka di seluruh kota.

Organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Internasional dan UNICEF telah mengirim bantuan darurat, termasuk selimut, lampu darurat, dan obat-obatan.

Kesimpulan: Perang Tak Hanya di Medan Tempur Tapi di Hati Rakyat

Serangan 14 November 2025 adalah pengingat mengerikan bahwa perang Rusia-Ukraina bukan hanya soal wilayah atau senjata tapi perang psikologis. Dengan menargetkan warga sipil di musim dingin, Rusia berharap rakyat Ukraina akan menyerah karena lelah dan kedinginan.

Namun, sejauh ini, semangat perlawanan Ukraina justru menguat. Dari Kyiv hingga Kharkiv, warga terus membangun kembali, saling membantu, dan menolak tunduk pada teror.

Seperti kata Zelensky dalam pidatonya:

“Mereka ingin kami takut. Tapi kami hanya takut kehilangan negara kami dan itu alasan mengapa kami tidak akan pernah menyerah.” 

Dukungan internasional, pertahanan udara yang tangguh, dan ketahanan rakyat Ukraina akan menjadi kunci dalam menghadapi gelombang kekejaman berikutnya karena musim dingin baru saja dimulai.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget