Andik Vermansah Ungkap Alasan Tolak Klub Rival Persebaya dan Pilih Garuda Yaksa, Kisah Aslinya Bikin Kaget

Andik Vermansah
Sumber :
  • x.com

alasan memilih garuda yaksa dan pengalaman di luar negeri

Setelah melalui sejumlah pertimbangan, Andik akhirnya menjatuhkan pilihan untuk bergabung dengan Garuda Yaksa. Ia menyebut keputusan itu tidak diambil secara terburu-buru. Ia sempat melakukan komunikasi dengan manajemen klub serta mempertimbangkan arah pembangunan tim yang dilihat cukup menjanjikan untuk jangka panjang.

Andik menilai adanya semangat baru di dalam tubuh Garuda Yaksa. Ia melihat bahwa klub ini memiliki program yang terstruktur untuk mengembangkan pemain muda sekaligus menciptakan lingkungan yang kompetitif. Faktor itu menjadi salah satu alasan utama yang membuatnya tertarik. Dalam pandangannya, sebuah tim yang punya visi jangka panjang adalah tempat yang tepat untuk melanjutkan karier, terutama bagi pemain yang ingin memberi contoh bagi generasi berikutnya.

Ia mengungkap bahwa sebelum memutuskan bergabung, ada lima klub yang masuk dalam pertimbangannya. Setelah menilai kebutuhan personal, target karier, dan peluang untuk berkembang di masa depan, Garuda Yaksa menjadi pilihan paling sesuai.

Selain membahas masa depannya, Andik turut menyinggung pengalamannya saat bermain di Malaysia bersama Selangor FA dan Kedah FA. Ia menilai liga di Malaysia memiliki penataan yang lebih stabil, terutama soal jadwal pertandingan yang jarang mengalami perubahan mendadak. Stabilitas itu membuat persiapan tim dan pelatih lebih terstruktur sehingga pemain bisa menjaga ritme permainan dengan baik.

Meski merasakan kenyamanan bermain di luar negeri, Andik akhirnya pulang ke Indonesia karena rindu kampung halaman serta ingin menjalankan sejumlah rencana pribadi. Ia mengatakan bahwa keputusan kembali ke Indonesia bukan karena kondisi kompetisi di luar, melainkan kebutuhan kehidupan yang lebih bersifat emosional.

karier di indonesia dan kenangan bersama timnas

Setelah kembali ke tanah air, Andik sempat memperkuat Persiraja Banda Aceh. Ia berperan cukup besar dalam upaya tim tersebut untuk naik kasta ke Liga 1 meski akhirnya gagal. Kegagalan itu disebutnya sebagai salah satu pengalaman paling menyesakkan sepanjang karier. Ia merasa tim sudah bekerja keras, tetapi hasil tidak berpihak. Meski begitu, ia mencoba menerima kenyataan tersebut walaupun prosesnya tidak mudah.