Striker Irak Ungkap Momen 100 Kali Lebih Memuaskan saat Bantai Timnas Indonesia dibanding Laga Besar
- x.com
Ringkasan Berita:
- Irak selangkah menuju Piala Dunia setelah menang dramatis atas UEA dan mengamankan tiket playoff interkontinental.
- Ali Al Hamadi mengenang laga kontra Timnas Indonesia sebagai pengalaman dengan atmosfer paling beringas sepanjang kariernya.
- Tiga pertemuan dengan Indonesia menjadi bagian perjalanan Irak yang menjaga momentum hingga hampir lolos ke putaran final 2026.
Gadget – Timnas Irak berada di ambang sejarah baru setelah memastikan langkah ke playoff interkontinental Kualifikasi Piala Dunia 2026. Perjalanan mereka penuh tensi, termasuk tiga kali bertemu Timnas Indonesia yang menjadi bagian penting dalam ritme kompetitif Irak selama dua tahun terakhir. Kemenangan terbaru mereka terjadi saat menyingkirkan Uni Emirat Arab dengan agregat 3-2 pada putaran kelima kualifikasi zona Asia.
Di leg pertama, Irak menahan imbang UEA dengan skor 1-1. Gol cepat Ali Al Hamadi pada menit ke-10 dibalas oleh Luanzinho hanya delapan menit kemudian. Pertandingan berlangsung ketat dan menjadi modal penting menjelang laga penentuan di Basra.
Pertandingan kedua digelar pada Selasa malam waktu Indonesia. Basra kembali menjadi tuan rumah dalam duel yang berjalan keras dan penuh tekanan. Caio Lucas membuat UEA unggul pada menit ke-52 yang sempat membungkam suporter tuan rumah. Namun Mohanad Ali menghidupkan kembali asa Irak lewat gol penyeimbang pada menit ke-66. Drama berlanjut hingga menit ke-90 lebih 17 menit saat Amir Al Ammari mencetak gol penalti yang memastikan kemenangan Irak.
Hasil ini mengantarkan Irak ke babak playoff interkontinental. Berdasarkan ranking FIFA, Irak berada pada posisi terbaik di antara enam tim peserta sehingga peluang mereka untuk menembus final playoff sangat terbuka. Mereka hanya perlu memenangkan satu laga lagi untuk memastikan tiket tampil di Piala Dunia 2026.
Dalam perjalanan panjang ini, Timnas Indonesia adalah lawan yang turut memberi warna kuat. Pada putaran kedua, Irak bertemu Indonesia dua kali. Pertemuan pertama di Basra berakhir dengan skor 5-1 dan pertemuan kedua di Jakarta berakhir 2-0. Dominasi itu berlanjut pada Oktober 2025 ketika gol tunggal Zidane Iqbal membuat Indonesia tersingkir dari putaran keempat.
Namun yang paling dikenang publik adalah duel pertama pada November 2023. Pada laga itu, Ali Al Hamadi mencetak gol perdana untuk Irak di Basra. Meski hanya masuk sebagai pemain pengganti selama 11 menit, momen tersebut menjadi awal hubungannya dengan atmosfer stadion yang disebutnya paling beringas sepanjang karier.
Pengakuan Ali Al Hamadi tentang Atmosfer Basra dan Gol Kontra Indonesia
Beberapa hari sebelum laga kontra Indonesia pada 2023, Ali Al Hamadi berbicara kepada media Inggris The Athletic. Saat itu ia masih memperkuat Wimbledon dan sempat menghadapi Chelsea pada ajang Piala Liga Inggris di tanggal 30 Agustus 2023. Ia menyebut atmosfer Stamford Bridge sebagai pengalaman besar, namun tetap tidak sebanding dengan apa yang ia rasakan di Basra.
Menurut Al Hamadi, suasana di stadion Basra memiliki energi yang jauh lebih intens. Ia menggambarkan bahwa dukungan publik Irak begitu kuat sehingga menciptakan tekanan dan semangat yang sulit dijelaskan dengan kata biasa. Al Hamadi menegaskan bahwa atmosfer tersebut memberi dorongan mental berkali lipat saat melawan Timnas Indonesia.
Dalam wawancara itu, ia menyatakan bahwa atmosfer Basra terasa 100 kali lebih hebat dibanding pengalaman bermain di Inggris. Energi suporter, ritme laga, hingga tensi pertandingan membuatnya hampir tidak percaya bahwa ia sedang menjalani laga internasional pertamanya di kota tersebut.
Ketika mencetak gol ke gawang Indonesia, ia menyebut itu sebagai momen paling gila dalam kariernya sampai saat itu. Padahal ia hanya bermain singkat, namun gol tersebut menjadi penghubung antara dirinya dan publik Basra yang mendukung penuh tim nasional mereka. Momen itu juga membuka jalan baginya untuk semakin banyak tampil di level internasional.
Kini, Al Hamadi sudah mengoleksi empat gol dari 16 penampilan bersama Irak. Pada usia 23 tahun, ia telah berkembang menjadi penyerang yang mendapat tempat penting dalam skuad. Setelah tampil untuk Wimbledon, ia kini berseragam Luton Town di kompetisi kasta ketiga Inggris. Meski berkarier di Eropa, ia tetap menegaskan bahwa pengalaman melawan Timnas Indonesia di Basra adalah salah satu kepuasan terbesar dalam perjalanan sepak bolanya.
Pernyataannya menjadi gambaran betapa kuatnya pengaruh atmosfer stadion dan dukungan publik Irak. Meski menghadapi banyak lawan berat, momen kontra Timnas Indonesia menjadi salah satu yang paling membekas. Di sisi lain, rangkaian pertemuan Indonesia dan Irak memperlihatkan bagaimana perjalanan kedua tim di kualifikasi berlangsung dengan dinamika yang berbeda. Indonesia tersingkir pada putaran keempat sementara Irak terus melaju hingga kini berada di ambang Piala Dunia.
Dengan satu langkah lagi menuju putaran final, Irak membawa kepercayaan diri tinggi. Kemenangan atas UEA serta pengalaman menghadapi lawan seperti Timnas Indonesia memberi mereka ritme dan mentalitas yang dibutuhkan untuk menuntaskan misi besar tampil di panggung tertinggi sepak bola dunia.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |