Terbongkar! Modus Pengungsian Warga Gaza Menuju Indonesia dengan Bayaran Fantastis

Israel Masih Menguasai Gaza
Sumber :
  • UN

Situasi berubah drastis ketika mereka diberi tahu bahwa izin perjalanan menuju Indonesia ditangguhkan oleh otoritas Palestina. Tanpa pemberitahuan, pihak penyelenggara mengalihkan tujuan penerbangan. “Mereka mengubah tujuan ke Afrika Selatan dan mereka tidak memberi tahu kami,” katanya.

Rute perjalanan pun menjadi lebih panjang dan membingungkan. Dari Israel, mereka diterbangkan ke Nairobi, Kenya, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan menuju Afrika Selatan. Bahkan setelah tiba, mereka tidak langsung mendapat kejelasan. Hanya ada pesan WhatsApp berisi alamat hotel, tempat mereka tinggal selama seminggu tanpa kepastian masa depan.

Bashir masih beruntung karena akhirnya mendapat bantuan dari organisasi kemanusiaan Gift of the Givers. Namun putrinya yang datang belakangan justru mengalami perlakuan lebih keras. Ia diinterogasi polisi Afrika Selatan selama 15 jam dan nyaris dipulangkan ke Kenya.

Ketika kasus ini terungkap, pemerintah Afrika Selatan menjadi semakin curiga. Mereka menduga penerbangan itu merupakan bagian dari skema untuk mengosongkan Gaza dari warganya. Presiden Cyril Ramaphosa kemudian memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap penerbangan carter yang membawa 153 warga Palestina tersebut.

Meski sempat terkatung-katung, para pengungsi akhirnya diizinkan memasuki Afrika Selatan dengan bebas visa selama 90 hari. Namun hingga kini, kasus ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Apakah pengalihan tujuan itu diatur sejak awal? Siapa sebenarnya aktor di balik Al Majd Eropa? Dan mengapa rombongan dapat bergerak melewati wilayah Israel tanpa kendala?

Kisah Bashir bukan hanya potret keputusasaan, tetapi juga peringatan bahwa di tengah konflik panjang, selalu ada pihak-pihak yang memanfaatkan kepanikan warga sipil demi keuntungan. Sementara sebagian negara berupaya membuka jalur kemanusiaan, jalur-jalur tak resmi seperti inilah yang justru mengancam keselamatan para pengungsi.