Viral! Siswa SMA 1 Losarang Diikat dan Dibully, Begini Penjelasan Sekolah
- x
Viralnya sebuah video yang memperlihatkan aksi perundungan di lingkungan SMA Negeri 1 Losarang, Kabupaten Indramayu, langsung memantik perhatian publik. Rekaman berdurasi 18 detik tersebut menyebar cepat di berbagai platform media sosial dan menimbulkan gelombang kecaman. Tak sedikit warganet yang meminta pihak sekolah dan aparat penegak hukum mengambil langkah tegas untuk menghindari terulangnya insiden serupa.
Video itu menunjukkan seorang siswa yang diduga menjadi korban perlakuan kasar sejumlah kakak kelasnya. Dalam rekaman, korban terlihat tak berdaya karena tangan dan kakinya diikat pada sebuah meja. Lebih buruk lagi, tubuh korban dijepit hingga ia tampak merintih kesakitan. Sementara itu, beberapa siswa lain justru terdengar tertawa dan mengabadikan tindakan tersebut seolah tidak terjadi sesuatu yang serius. Situasi ini sontak menimbulkan kekhawatiran lebih luas mengenai budaya senioritas dan keamanan siswa di lingkungan sekolah.
Meskipun publik menganggap rekaman tersebut sebagai tindakan perundungan yang tidak dapat ditoleransi, pihak sekolah memberikan keterangan berbeda. Kepala SMAN 1 Losarang, Ade Sumantri, mengatakan bahwa insiden tersebut awalnya terjadi sebagai bentuk candaan antarsiswa. Ia menegaskan bahwa konteks kejadian tidak sepenuhnya menggambarkan adanya niat untuk menyakiti. Namun, ia pun tidak menampik bahwa aksi yang terekam tetap berpotensi membahayakan korban.
Setelah video itu viral dan menjadi perbincangan hangat, pihak sekolah mengambil langkah cepat. Ade Sumantri menjelaskan bahwa sekolah segera memanggil orang tua para pelaku dan korban untuk melakukan mediasi. Menurutnya, proses mediasi berlangsung kondusif. Pihak keluarga korban akhirnya memutuskan untuk memaafkan para siswa yang terlibat. Keputusan tersebut diambil sebagai langkah damai agar masalah tidak semakin melebar dan dapat diselesaikan secara internal.
Di sisi lain, aparat kepolisian turut memastikan bahwa kasus tersebut tetap dipantau. Kapolsek Losarang, AKP Hendro Ruhandra, membenarkan adanya pertemuan antara kedua pihak yang berujung pada kesepakatan damai. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pengawasan tetap dilakukan. Menurutnya, pihak kepolisian akan mengawasi pelaku, korban, serta saksi untuk memastikan bahwa tidak ada insiden serupa yang terjadi lagi. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan demi melindungi seluruh siswa.