PBNU Bersatu: Tidak Ada Pemakzulan, Gus Yahya Jabat Sampai Muktamar 2026

PBNU Bersatu: Tidak Ada Pemakzulan, Gus Yahya Jabat Sampai Muktamar 2026
Sumber :
  • tvonenews

“KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dalam waktu tiga hari. Jika tidak, ia akan diberhentikan secara tidak hormat.”

Dokumen risalah tersebut sempat beredar luas di media sosial, memicu perdebatan sengit di kalangan warga NU, alumni pesantren, dan tokoh masyarakat.

Respons Ulama: Silaturahim Alim Ulama Menolak Pemakzulan

Namun, keputusan Rapat Harian Syuriyah tidak serta-merta diterima sebagai keputusan final. Sebab dalam struktur NU, otoritas tertinggi bukan pada rapat harian, melainkan Muktamar.

Untuk meredakan ketegangan, PBNU menggelar silaturahim alim ulama yang dihadiri sedikitnya 50 kiai sepuh dan tokoh NU dari berbagai daerah. Forum ini menjadi ajang musyawarah untuk mencari jalan ishlah (perbaikan) secara kolektif.

Hasilnya jelas dan tegas:

  • Tidak ada pemakzulan
  • Tidak ada pengunduran diri paksa
  • Kepengurusan PBNU tetap berjalan hingga Muktamar

“Kalau ada pergantian, itu majelis yang paling tinggi dan terhormat adalah Muktamar NU, dan itu diatur dalam AD/ART,” tegas Ahmad Said Asrori.

Pernyataan ini menegaskan prinsip demokrasi organisasi NU: keputusan strategis, apalagi terkait pergantian pimpinan tertinggi, hanya bisa diambil oleh forum tertinggi, yaitu Muktamar, yang dihadiri ratusan perwakilan cabang dan wilayah dari seluruh Indonesia.

Seruan untuk Tafakur dan Persatuan Umat

Selain menolak pemakzulan, para ulama yang hadir juga mengeluarkan seruan moral kepada seluruh warga NU dan masyarakat luas:

“Mari bersama-sama bertafakur, bermujahadah (melawan hawa nafsu), selalu memohon pertolongan demi kebaikan di antara kita semua.”

Seruan ini menekankan pentingnya menjaga ukhuwah, menghindari perpecahan, dan tidak terjebak dalam narasi provokatif yang bisa merusak solidaritas internal NU.

Mereka juga mengusulkan agar digelar silaturahim ulama yang lebih luas di masa mendatang, sebagai upaya rekonsiliasi dan penguatan kembali nilai-nilai wasathiyah (moderasi) yang menjadi ciri khas NU.

Struktur Kepemimpinan NU: Mengapa Muktamar adalah Satu-Satunya Otoritas Tertinggi?

Untuk memahami mengapa keputusan Rapat Harian Syuriyah tidak mengikat secara final, penting memahami arsitektur organisasi NU:

  • Muktamar: forum tertinggi, diadakan setiap 5 tahun, berwenang mengubah AD/ART dan memilih pimpinan PBNU.
  • Konferensi Besar (Konbes): forum antarmuktamar, berwenang mengambil keputusan strategis.
  • Rais Aam & Katib Aam: pimpinan Syuriyah (spiritual dan keulamaan), tetapi tidak berhak memberhentikan Ketua Umum Tanfidziyah tanpa forum yang sah.
  • Tanfidziyah: eksekutif organisasi, dipimpin Ketua Umum, bertanggung jawab atas program dan kebijakan operasional.