Utang RI Turun! Tapi Masih Capai Rp 7.059 Triliun, Aman atau Tidak?

Utang RI Turun! Tapi Masih Capai Rp 7.059 Triliun, Aman atau Tidak?
Sumber :
  • provices

GadgetBank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2025 mengalami penurunan menjadi US$423,9 miliar, setara Rp7.059,5 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.653 per dolar AS). Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan posisi September 2025 yang mencapai US$425,6 miliar.

Namun, di balik penurunan bulanan ini, terdapat dinamika penting yang perlu dicermati: utang pemerintah justru tumbuh signifikan secara tahunan, sementara sektor swasta menarik pinjaman lebih sedikit. Lalu, apakah penurunan ini mencerminkan kesehatan fiskal, atau justru menandakan perlambatan investasi swasta?

Artikel ini mengupas tuntas komposisi ULN, sektor penerima manfaat, rasio terhadap PDB, serta strategi pemerintah dan BI dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Penurunan Bulanan, Tapi Pertumbuhan Tahunan Masih Positif

Meski ULN turun US$1,7 miliar dalam sebulan, BI mencatat bahwa secara tahunan (yoy), ULN Indonesia tumbuh 0,3%. Pertumbuhan ini didorong hampir sepenuhnya oleh sektor publik, khususnya pemerintah pusat.

  • ULN Pemerintah: US$210,5 miliar (naik 4,7% yoy)
  • ULN Swasta: US$190,7 miliar (turun 1,9% yoy)

Menurut Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, kenaikan ULN pemerintah dipicu oleh aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Hal ini mencerminkan kepercayaan investor global yang tetap kuat terhadap prospek ekonomi Indonesia, meski pasar keuangan dunia sedang dilanda ketidakpastian akibat geopolitik dan kebijakan moneter negara maju.

ULN Pemerintah: Didominasi Jangka Panjang, Digunakan untuk Sektor Prioritas

Pemerintah menggunakan ULN sebagai instrumen pembiayaan APBN yang dikelola secara hati-hati, terukur, dan akuntabel. Fokus utamanya adalah mendukung program prioritas nasional yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

  • Alokasi ULN Pemerintah per Sektor (Oktober 2025):
  • Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial: 22,2%
  • Administrasi Pemerintah, Pertahanan, Jaminan Sosial: 19,6%
  • Jasa Pendidikan: 16,4%
  • Konstruksi: 11,7%
  • Transportasi & Pergudangan: 8,6%

Lebih dari 99,99% ULN pemerintah berjangka panjang, menunjukkan komitmen untuk menghindari risiko jatuh tempo mendadak dan tekanan arus kas jangka pendek.

ULN Swasta Turun: Sinyal Hati-Hati atau Perlambatan Investasi?

Di sisi lain, ULN sektor swasta mengalami kontraksi 1,9% secara tahunan, mencapai US$190,7 miliar pada Oktober 2025 turun dari US$192,5 miliar sebulan sebelumnya.