Perang di Ambang Pintu? Netanyahu Ancam Iran dengan Balasan Mematikan

Perang di Ambang Pintu? Netanyahu Ancam Iran dengan Balasan Mematikan
Sumber :
  • ALEX KOLOMOISKY/AFP

Gadget – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan peringatan tegas: setiap tindakan permusuhan dari Iran akan dibalas dengan respons yang “sangat keras.” Pernyataan ini disampaikan di tengah laporan luas bahwa Teheran sedang menggelar latihan rudal besar-besaran di sejumlah wilayah strategis, termasuk ibu kota Teheran.

Dalam pernyataan yang dikutip oleh Iran International, Netanyahu menyatakan:

“Kami menyadari bahwa Iran sedang melakukan latihan militer. Kami sedang melakukan persiapan yang diperlukan. Saya ingin memperjelas kepada Teheran bahwa tindakan apa pun akan dibalas dengan respons yang sangat keras.”

Pernyataan ini bukan sekadar retorika politik melainkan sinyal nyata bahwa Israel berada dalam status siaga tinggi, siap merespons setiap eskalasi dari musuh bebuyutannya di kawasan.

Artikel ini mengupas latar belakang ketegangan terbaru, isi latihan militer Iran, rencana Netanyahu bertemu Donald Trump, serta implikasi geopolitik yang bisa memicu konflik terbuka di Timur Tengah.

Latihan Rudal Iran: Latihan Biasa atau Persiapan Perang?

Pada Senin, 22 Desember 2025, media pemerintah Iran melaporkan gelaran latihan militer skala besar yang melibatkan sistem rudal di lima kota utama:

  • Teheran
  • Isfahan
  • Mashhad
  • Khorramabad
  • Mahabad

Kantor berita Fars, yang dekat dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), menyebut latihan ini sebagai “demonstrasi kekuatan defensif” dan menekankan bahwa tidak ada niat agresif. Namun, stasiun televisi pemerintah sempat mempublikasikan video yang tampak menunjukkan peluncuran rudal sebelum kemudian menariknya dan menyatakan itu bukan rekaman asli.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menegaskan:

“Kemampuan pertahanan Iran sama sekali bukan isu yang dapat didiskusikan. Program rudal kami murni defensif.”

Namun, Israel dan sekutunya tidak yakin. Latihan semacam ini sering kali digunakan sebagai kedok untuk menguji sistem komando, komunikasi, dan akurasi rudal elemen kritis jika terjadi serangan nyata.

Israel Siaga: Netanyahu Siapkan Respons Militer Total

Netanyahu tidak tinggal diam. Ia mengatakan bahwa Israel telah mengidentifikasi aktivitas militer Iran dan sedang melakukan “persiapan yang diperlukan.” Meski tidak merinci, istilah ini biasanya mencakup:

  • Peningkatan kesiagaan Angkatan Udara Israel
  • Aktivasi sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome dan David’s Sling
  • Koordinasi intelijen real-time dengan AS dan sekutu regional

Lebih jauh, sumber intelijen Israel mengklaim bahwa latihan rudal Iran bisa menjadi bagian dari persiapan untuk serangan balasan atas serangan Israel pada Juni 2025, yang berhasil melemahkan sistem pertahanan udara Iran dan membunuh sejumlah komandan militer senior.

Saat itu, Iran hampir sepenuhnya mengandalkan serangan rudal jarak jauh, karena sistem pertahanannya lumpuh. Kini, Teheran tampaknya ingin menunjukkan bahwa ia telah pulih dan siap membalas.

Netanyahu Akan Temui Trump: Minta Dukungan AS Lawan Iran

Dalam upaya memperkuat posisi diplomatik dan militer, Netanyahu mengumumkan rencana untuk bertemu mantan Presiden AS Donald Trump pada 29 Desember 2025 di resor Mar-a-Lago, Florida.

Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu berencana membahas dua isu utama:

  • Aktivitas nuklir Iran yang terus mengkhawatirkan komunitas internasional
  • Ancaman regional yang lebih luas, termasuk peran Iran di Yaman, Suriah, Irak, dan Lebanon melalui proksi seperti Houthi dan Hezbollah

Netanyahu secara terbuka menyatakan harapannya agar kebijakan AS terhadap Iran tidak berubah, terutama di bawah kemungkinan kembalinya Trump ke Gedung Putih pada 2026. Ia menilai Trump sebagai sekutu terkuat Israel dalam menghadapi “rezim ekspansionis” Teheran.

Sebelumnya, Netanyahu juga sempat mengusulkan agar AS ikut serta dalam serangan militer langsung ke fasilitas nuklir Iran langkah yang ditolak pemerintahan Biden, tetapi mungkin mendapat telinga terbuka dari Trump.

Respons AS: Belum Ada Tanda Serangan Iran Akan Terjadi

Meski Israel khawatir, pejabat AS menyatakan belum melihat indikasi nyata bahwa Iran akan melancarkan serangan segera. Menurut sumber di Pentagon, latihan rudal memang intensif, tetapi tidak diikuti oleh pergerakan pasukan besar atau penempatan rudal di lokasi ofensif.

Namun, AS tetap mengawasi situasi dengan ketat. Washington telah meminta Israel untuk tidak merespons secara provokatif, demi menghindari spiral eskalasi yang bisa memicu perang regional.

Perbedaan pendekatan ini mencerminkan ketegangan halus dalam aliansi Israel-AS: Israel ingin bertindak cepat dan tegas, sementara AS lebih berhati-hati demi menjaga stabilitas global.

Latar Belakang Konflik: Dendam yang Tak Kunjung Padam

Ketegangan terbaru tidak muncul dari ruang hampa. Sejak perang bayangan dimulai satu dekade lalu, Israel dan Iran telah terlibat dalam serangkaian serangan siluman, termasuk:

  • Pembunuhan ilmuwan nuklir Iran
  • Serangan siber terhadap infrastruktur (seperti Stuxnet)
  • Pengeboman fasilitas militer di Suriah
  • Serangan drone dan rudal balas dendam

Namun, konflik Juni 2025 menjadi titik balik. Untuk pertama kalinya, Israel melancarkan serangan langsung ke wilayah Iran, bukan hanya ke proksinya. Akibatnya, Iran kehilangan kendali atas pertahanan udaranya selama berhari-hari.

Kini, latihan rudal ini bisa jadi cara Teheran mengembalikan citra kekuatan tapi juga bisa jadi langkah awal menuju konfrontasi terbuka.

Apa yang Dipertaruhkan? Risiko Perang Regional

Jika Iran benar-benar menyerang Israel misalnya dengan rudal balistik jarak jauh dan Israel membalas dengan serangan udara ke fasilitas nuklir atau komando militer Iran, konsekuensinya bisa global:

  • Gangguan pasokan minyak di Selat Hormuz
  • Eskalasi melibatkan Houthi (Yaman), Hezbollah (Lebanon), dan milisi Syiah di Irak
  • Keterlibatan langsung AS dan sekutu NATO
  • Krisis energi dan inflasi global

Dunia kini berada di persimpangan kritis. Peringatan Netanyahu bukan hanya untuk Iran tapi juga untuk komunitas internasional: Israel tidak akan berkompromi dalam soal keamanan nasionalnya.

Kesimpulan: Perang Belum Pecah, Tapi Jeruji Sudah Berderit

Latihan rudal Iran dan peringatan keras Netanyahu menandai fase baru dalam konfrontasi berkepanjangan antara dua kekuatan regional yang saling bermusuhan. Meski belum ada tembakan, ketegangan berada di titik tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Dengan pertemuan Netanyahu-Trump yang tinggal menghitung hari, dan Teheran yang terus menunjukkan gigi, dunia harus bersiap menghadapi skenario terburuk atau berharap diplomasi masih punya ruang untuk bekerja.

Satu hal pasti: di Timur Tengah, perang sering kali dimulai bukan dengan deklarasi, tapi dengan satu kesalahan perhitungan kecil. Dan saat ini, semua pihak tampaknya bermain di tepi jurang.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget