Film Live Action Naruto 2026: AI Jadi Isu, Fans Khawatir Kualitas Cerita Terganggu

Film Live Action Naruto 2026: AI Jadi Isu, Fans Khawatir Kualitas Cerita Terganggu
Sumber :
  • IMDb

Gadget – Setelah bertahun-tahun sejak serial Naruto resmi berakhir, para penggemar anime ini masih menyimpan harapan besar akan hadirnya adaptasi live action yang mampu mengobati rasa rindu mereka. Meski awalnya tantangan utama terletak pada pemilihan aktor dan anggaran produksi, kini teknologi kecerdasan buatan (AI) muncul sebagai isu baru yang memicu kekhawatiran di kalangan fans.

Lionsgate dan Kolaborasi dengan Perusahaan AI Runway

Naruto Live Action Digarap oleh Lionsgate dan Sutradara Shang-Chi

Lionsgate, rumah produksi yang mengusung proyek film live action Naruto, mengumumkan kerja sama dengan perusahaan AI bernama Runway. Tujuan kolaborasi ini adalah untuk “meningkatkan” kualitas produksi film melalui pemanfaatan teknologi AI, mulai dari pra-produksi hingga pasca-produksi. Namun, kata “meningkatkan” ini justru menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan penggemar yang khawatir bahwa penggunaan AI dapat merusak keaslian dan jiwa cerita yang selama ini dicintai.

Harapan dari Sutradara Destin Daniel Cretton

Kabar baik datang dari keterlibatan sutradara Destin Daniel Cretton, yang dikenal lewat karya-karya drama emosionalnya. Masashi Kishimoto, pencipta Naruto, memberikan pujian terbuka kepada Destin sebagai pilihan tepat untuk menyutradarai film ini karena kemampuannya dalam memahami emosi karakter dan keterbukaannya berdiskusi dengan sang kreator. Film ini direncanakan tayang sekitar tahun 2026, meski tanggal resmi belum diumumkan.

Kekhawatiran Fans terhadap Penggunaan AI dalam Produksi

Naruto Live Action: akan Rilis Tahun Depan?

Meskipun teknologi seperti animasi 2D dan CGI telah lama digunakan dalam produksi film dan serial, AI dianggap berbeda oleh banyak penggemar Naruto. Mereka merasa bahwa Naruto adalah karya yang sangat “manusiawi” dan penuh emosi, sehingga penggunaan AI berpotensi membuat momen-momen emosional kehilangan kedalaman dan keaslian.

Kekhawatiran ini meliputi kualitas suara pengisi karakter yang mungkin terdengar datar, ekspresi wajah yang kurang hidup, hingga rekayasa adegan yang bisa mengurangi nilai seni dan jiwa cerita. Ditambah lagi, sejarah adaptasi live action anime di Hollywood yang sering kali gagal memenuhi ekspektasi—seperti Dragonball Evolution dan Death Note—menambah kekhawatiran fans akan kualitas film Naruto ini. Satu pengecualian yang dianggap berhasil adalah adaptasi One Piece versi Netflix.

Naruto: Fenomena Budaya yang Lebih dari Sekadar Anime

Hampers Imlek Kekinian: 5 Rekomendasi Gadget yang Stylish dan Bermanfaat, Cocok untuk Orang Tersayang!

Naruto bukan hanya sekadar tontonan, melainkan fenomena budaya yang telah membentuk dunia anime dan manga secara global. Cerita tentang perjuangan, persahabatan, dan pertumbuhan pribadi yang dibawakan dengan penuh emosi menjadi alasan utama mengapa para fans sangat melindungi karya ini.

Penggunaan AI dalam merekayasa suara, adegan, atau animasi dianggap berisiko merusak esensi dan jiwa dari kisah Naruto. Beberapa pengisi suara profesional, termasuk Mamoru Miyano, menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap ancaman AI di industri mereka. Miyano menegaskan bahwa AI tidak akan pernah bisa meniru jiwa dan kedalaman sebuah suara manusia.

Kesimpulan: Harapan Adaptasi Live Action yang Penuh Hati

Meski ada bayang-bayang kekhawatiran terkait penggunaan AI, harapan akan adaptasi live action Naruto yang setia pada cerita asli tetap hidup di hati para penggemar. Mereka menginginkan sebuah karya yang diperlakukan dengan penuh hati dan kemanusiaan, sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini melekat pada serial legendaris ini.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget