Baterai Solid-State vs LFP pada Motor Listrik: Siapa yang Lebih Unggul?

Baterai Solid-State vs LFP pada Motor Listrik
Sumber :
  • lifeworks

Industri kendaraan listrik terus berkembang pesat, termasuk di segmen motor listrik yang kian diminati masyarakat. Perkembangan ini tidak bisa dilepaskan dari inovasi pada teknologi baterai. Selama beberapa tahun terakhir, baterai LiFePO4 (LFP) menjadi pilihan utama karena dianggap aman, stabil, serta tahan lama. Namun, kini hadir pesaing baru yang ramai diperbincangkan, yakni baterai solid-state. Kedua teknologi ini sama-sama menawarkan keunggulan, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri.

Meizu Blue 20 Resmi Dirilis: Ponsel AI Super Cerdas dengan Desain Mewah dan Performa Gahar

Keamanan Jadi Pertimbangan Utama

Aspek keamanan selalu menjadi perhatian pertama dalam memilih baterai untuk kendaraan listrik. Pada baterai LFP, stabilitas kimia yang tinggi membuatnya jarang mengalami masalah serius. Risiko kebakaran maupun ledakan relatif rendah sehingga banyak produsen motor listrik menggunakan teknologi ini, terutama untuk model entry-level hingga kelas menengah.

Tak Cuma Desain Mewah, Redmi Note 13 Tawarkan Performa Gaming dan Kamera Setara Flagship

Di sisi lain, baterai solid-state menghadirkan standar keamanan yang lebih tinggi. Berbeda dengan LFP yang masih menggunakan elektrolit cair, solid-state memanfaatkan elektrolit padat. Kondisi ini membuat potensi thermal runaway atau lonjakan panas ekstrem dapat ditekan hampir sepenuhnya. Dengan demikian, risiko kebakaran nyaris hilang.

Jika dibandingkan, keduanya memang unggul dalam hal keamanan. Namun, solid-state dipandang lebih aman untuk jangka panjang berkat karakteristik dasarnya yang minim risiko.

Punya Bagasi Lebih Luas dari Koper! Inilah 5 Motor Matic Terbaik 2025 dari Honda, Yamaha, dan Suzuk

Kepadatan Energi Menentukan Jarak Tempuh

Keunggulan lain yang sering dibicarakan adalah kepadatan energi. Baterai LFP memang dikenal tahan lama, tetapi memiliki kepadatan energi yang relatif rendah. Artinya, untuk menyimpan energi dalam jumlah besar, ukuran dan bobot baterai harus lebih besar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi motor listrik yang membutuhkan desain ringkas.

Sebaliknya, baterai solid-state mampu menyimpan energi jauh lebih padat dalam ukuran yang lebih kecil. Dengan kapasitas tersebut, motor listrik yang menggunakan teknologi ini bisa menempuh jarak lebih jauh tanpa perlu sering diisi ulang. Bagi pengguna yang menginginkan kebebasan berkendara jarak jauh, keunggulan solid-state jelas menjadi nilai tambah.

Umur Pakai yang Panjang

Daya tahan juga menjadi faktor penentu dalam adopsi baterai. Baterai LFP terbukti memiliki umur siklus yang panjang, bahkan bisa mencapai lebih dari 3.000 kali pengisian ulang. Tak heran jika banyak konsumen menjadikannya pilihan karena awet dan hemat dalam jangka panjang.

Sementara itu, baterai solid-state diproyeksikan lebih unggul lagi. Para peneliti memperkirakan teknologi ini mampu bertahan dua hingga tiga kali lipat dibanding baterai lithium-ion konvensional. Walau begitu, data di lapangan masih terbatas karena penggunaannya belum masif. Dengan kata lain, solid-state memang menjanjikan, tetapi LFP tetap unggul karena sudah terbukti ketahanannya.

Kecepatan Pengisian Jadi Daya Tarik

Selain jarak tempuh, waktu pengisian baterai menjadi faktor penting bagi pengguna motor listrik. Baterai LFP relatif lebih cepat diisi dibanding jenis lain seperti NMC, meski untuk kapasitas besar tetap membutuhkan waktu 1–2 jam.

Di sisi lain, baterai solid-state diprediksi dapat diisi penuh hanya dalam hitungan menit. Jika benar-benar terwujud, hal ini tentu menjadi keunggulan besar bagi motor listrik. Pengguna tidak perlu menunggu lama di stasiun pengisian daya, sehingga aktivitas sehari-hari lebih efisien.

Biaya Produksi Masih Jadi Kendala

Meski menawarkan banyak keunggulan, biaya produksi menjadi pembeda paling mencolok antara kedua teknologi ini. Baterai LFP relatif murah karena sudah diproduksi secara massal di banyak negara. China bahkan menjadi pemain utama dalam produksi LFP sehingga harganya semakin kompetitif.

Sebaliknya, baterai solid-state masih berstatus mahal. Teknologi yang baru berkembang ini memerlukan material dan proses produksi yang kompleks. Belum adanya produksi massal skala besar membuat harganya sulit dijangkau untuk pasar motor listrik mass-market.

Aplikasi pada Motor Listrik

Di pasar Asia, termasuk Indonesia, baterai LFP telah banyak digunakan oleh produsen motor listrik. Harganya yang terjangkau, ketahanan tinggi, serta tingkat keamanan yang baik menjadikannya pilihan ideal bagi pengguna harian.

Sementara itu, baterai solid-state masih dalam tahap uji coba. Beberapa pabrikan besar seperti Toyota, Honda, dan Nissan mulai serius meneliti penerapannya. Bahkan sejumlah startup di Jepang dan Eropa mencoba mengintegrasikan teknologi ini pada motor listrik. Jika berhasil diproduksi massal, motor listrik dengan solid-state akan hadir dengan bobot lebih ringan, jarak tempuh lebih jauh, serta pengisian daya super cepat.

Menimbang Masa Depan

Dari berbagai perbandingan tersebut, bisa disimpulkan bahwa masing-masing teknologi memiliki keunggulan di bidang tertentu. LFP unggul karena biaya murah, ketersediaan melimpah, dan daya tahan yang sudah terbukti. Bagi masyarakat yang membutuhkan kendaraan listrik harian dengan harga terjangkau, LFP tetap menjadi pilihan utama.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa solid-state menawarkan masa depan yang lebih cerah. Kepadatan energi tinggi, keamanan maksimal, serta kecepatan pengisian super cepat menjadikannya kandidat kuat untuk mendominasi pasar di masa depan. Tantangan terbesar hanyalah bagaimana menurunkan biaya produksi dan memastikan ketersediaan dalam jumlah besar.

Singkatnya, LFP adalah solusi saat ini, sementara solid-state adalah harapan masa depan. Motor listrik dengan teknologi solid-state mungkin belum hadir secara luas dalam waktu dekat, tetapi arah perkembangan menunjukkan bahwa inovasi ini akan segera menjadi kenyataan.