Jangan Salah Pilih! Ini Perbedaan Penting Baterai LFP dan Lithium NMC/NCA
- ilustrasi
Motor listrik kini semakin menjadi pilihan masyarakat karena lebih ramah lingkungan, irit biaya operasional, dan mudah dirawat. Namun, faktor yang paling menentukan kualitas motor listrik justru ada pada komponen yang tidak terlihat, yakni baterai. Dua jenis baterai yang mendominasi pasar saat ini adalah LFP (LiFePO4) dan lithium berbasis NMC atau NCA. Keduanya memiliki karakteristik berbeda sehingga pengguna perlu memahami kelebihan dan kekurangannya sebelum memutuskan pilihan.
Seiring meningkatnya minat terhadap motor listrik, perbandingan antara kedua jenis baterai ini semakin sering dibahas. Hal ini wajar, sebab setiap pengguna tentu ingin mendapatkan baterai yang aman, tahan lama, dan mampu menghasilkan jarak tempuh optimal. Untuk itu, penting memahami bagaimana masing-masing baterai bekerja serta dampaknya bagi performa motor listrik.
Pertama, baterai LFP atau LiFePO4 dikenal sebagai tipe yang mengutamakan keamanan. Struktur kimiawi LFP membuatnya lebih stabil dibanding jenis lithium lainnya. Karena itulah, baterai ini jarang mengalami overheat dan memiliki risiko kebakaran yang sangat rendah. Kondisi tersebut tentu menjadi keunggulan bagi pengguna motor listrik yang menginginkan keamanan ekstra, terutama untuk penggunaan harian.
Selain lebih aman, baterai LFP juga memiliki umur pakai jauh lebih panjang. Dalam banyak pengujian, baterai ini mampu bertahan hingga 2.000–4.000 siklus pengisian ulang. Dengan siklus sebanyak itu, pengguna dapat memakainya bertahun-tahun tanpa mengalami penurunan kapasitas yang berarti. Keunggulan lain yang tak kalah penting adalah kemampuannya menghadapi suhu tinggi. Saat motor digunakan dalam jarak jauh atau cuaca panas, baterai LFP tetap stabil sehingga performanya tetap dapat diandalkan.
Tidak hanya itu, baterai LFP juga lebih murah dibandingkan baterai lithium NMC atau NCA. Hal ini membuatnya sering digunakan pada motor listrik kelas menengah yang menyasar pengguna komuter. Ditambah lagi, proses produksinya dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung nikel dan kobalt, dua bahan yang sering menjadi sorotan karena isu penambangan.
Meski demikian, baterai LFP tetap memiliki kekurangan. Kepadatan energinya lebih rendah dibandingkan kompetitornya. Dampaknya, motor listrik yang memakai baterai ini umumnya memiliki jarak tempuh lebih pendek. Selain itu, untuk mencapai kapasitas besar, baterai LFP perlu dibuat lebih besar dan berat. Kondisi tersebut bisa mempengaruhi desain motor serta kenyamanan saat berkendara. Kekurangan lainnya adalah performanya yang kurang optimal pada suhu sangat dingin. Walaupun tidak terlalu berpengaruh di iklim tropis seperti Indonesia, hal ini tetap menjadi perhatian untuk penggunaan di wilayah bercuaca ekstrem.