Rahasia Baterai LiFePO₄ Bisa Awet hingga 10 Tahun
- ilustrasi
Baterai LiFePO₄ atau Lithium Iron Phosphate kini semakin banyak digunakan di berbagai sektor. Mulai dari sistem pembangkit listrik tenaga surya, UPS, motor listrik, hingga penyimpanan energi skala rumah tangga. Selain dikenal aman dan stabil, baterai ini juga memiliki umur pakai yang panjang. Meski demikian, penggunaan yang kurang tepat tetap bisa memperpendek usia baterai. Oleh karena itu, penting memahami cara penggunaan yang benar agar performanya tetap optimal dalam jangka panjang.
Pertama, pengguna perlu memperhatikan rentang daya yang ideal. Walaupun baterai LiFePO₄ terkenal tahan banting, pengoperasian di batas ekstrem tetap tidak disarankan. Idealnya, baterai digunakan pada kisaran 20 hingga 90 persen kapasitas. Mengosongkan baterai hingga benar-benar habis sebaiknya dihindari karena dapat memberi tekanan berlebih pada sel. Di sisi lain, mengisi daya hingga 100 persen sebenarnya tidak wajib dilakukan setiap saat, terutama jika tidak dibutuhkan. Dengan kebiasaan ini, siklus hidup baterai bisa bertahan jauh lebih lama.
Selanjutnya, kebiasaan fast charging juga perlu dikendalikan. Memang, teknologi LiFePO₄ mendukung pengisian cepat. Namun demikian, jika dilakukan terlalu sering, proses ini dapat mempercepat degradasi sel baterai. Untuk penggunaan harian, arus pengisian standar sesuai rekomendasi pabrikan menjadi pilihan terbaik. Fast charging sebaiknya hanya digunakan pada kondisi darurat. Selain itu, charger yang stabil jauh lebih aman dibandingkan charger dengan arus tinggi yang tidak terkontrol.
Di sisi lain, keberadaan Battery Management System atau BMS menjadi komponen yang tidak kalah penting. BMS berfungsi sebagai pengaman utama baterai. Sistem ini melindungi baterai dari risiko overcharge, overdischarge, hingga suhu berlebih. Oleh sebab itu, memilih baterai dengan BMS bawaan yang berkualitas sangat disarankan. Untuk sistem berskala besar, BMS yang mendukung balancing sel juga diperlukan agar setiap sel bekerja secara seimbang. Tanpa perlindungan ini, umur baterai bisa menurun drastis.
Selain itu, suhu operasional juga memegang peranan besar dalam menjaga keawetan baterai. LiFePO₄ bekerja paling optimal pada suhu antara 10 hingga 35 derajat Celsius. Paparan panas berlebih, terutama dari sinar matahari langsung, sebaiknya dihindari. Begitu pula pengisian daya pada suhu di bawah nol derajat Celsius karena dapat merusak struktur internal sel. Suhu ekstrem, baik terlalu panas maupun terlalu dingin, dapat menurunkan kapasitas dan mempercepat kerusakan baterai.