3 Juta Pekerja Terancam, Ini Penyebab PHK di Indonesia Terus Meningkat
- Antara
Pelajari penyebab utama PHK di Indonesia yang mengancam jutaan pekerja. Simak analisis mendalam dari pakar ekonomi.
Gadget – Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) terus membayangi dunia kerja di Indonesia. Di tahun 2025, sekitar 3 juta pekerja di industri tekstil berpotensi kehilangan pekerjaan.
Tak hanya itu, 70% pelaku usaha perhotelan dan restoran di Jakarta juga menyatakan rencana untuk melakukan PHK. Situasi ini menjadi sorotan serius bagi perekonomian nasional.
Dampak PHK Besar-Besaran di Indonesia
Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama adalah penurunan permintaan dan daya beli masyarakat. "Permintaan barang manufaktur yang turun otomatis akan memengaruhi produksi," ujarnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.
Indikator Ekonomi Menurun
Data dari S&P menunjukkan Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia mengalami penurunan signifikan. Angka PMI yang semula mencapai 52,4 pada Maret 2025 merosot hingga 46,7 di bulan April, dan naik sedikit ke 47,4 di Mei. PMI di bawah angka 50 menjadi indikator negatif, karena menandakan tidak adanya ekspansi produksi di sektor manufaktur.
"Jika produksi tidak bertambah, maka utilitas industri akan terus menurun. Bahkan di sektor tekstil, tingkat utilisasi bisa jatuh di bawah 50%," tambah Nailul.
Faktor Utama Penyebab PHK di Indonesia
Perang Tarif AS
Salah satu faktor global yang memengaruhi kondisi ini adalah perang tarif antar negara, khususnya Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan permintaan produk ekspor dari Indonesia ikut menurun. Akibatnya, produksi dalam negeri pun dipangkas, meningkatkan potensi PHK hingga 1,2 juta orang.
Pelemahan Permintaan Domestik
Selain masalah eksternal, kondisi internal seperti daya beli masyarakat yang belum pulih juga menjadi faktor kuat. Khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah, konsumsi mereka sangat terbatas. “Daya beli yang rendah membuat permintaan domestik melemah,” kata Nailul.
Perkembangan Teknologi dan PHK
Meski bukan faktor utama, perkembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI) turut memberikan dampak pada pasar tenaga kerja. Sektor jasa seperti keuangan mulai melihat penggantian tenaga manusia dengan sistem otomatis. Namun menurut Nailul, pengaruh ini belum terlalu signifikan dibandingkan faktor ekonomi.
“Penggunaan AI memang ada pengaruhnya, tapi lebih dominan faktor ekonomi makro seperti permintaan dan ekspor,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tidak ada sektor atau keterampilan yang sepenuhnya aman dari gelombang PHK. Bahkan pekerja di bidang teknologi pun tak luput dari efisiensi perusahaan.
Situasi ini menunjukkan perlunya strategi antisipasi baik dari pemerintah maupun swasta agar dapat meredam dampak PHK di Indonesia, serta menjaga stabilitas lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |