Perbedaan Kapasitas Baterai Smartphone India-China vs Global: Fakta dan Regulasi

Perbedaan Kapasitas Baterai Smartphone India-China vs Global: Fakta dan Regulasi
Sumber :
  • Oneplus

Gadget – Jika Anda sering membandingkan spesifikasi smartphone yang dijual di India atau China dengan versi global, mungkin Anda pernah menemukan fakta menarik: kapasitas baterai di India dan China seringkali lebih besar meski modelnya sama. Contohnya, Nothing Phone 3 versi global memiliki baterai 5.150 mAh, tetapi versi India meningkat menjadi 5.500 mAh. Contoh lain, HONOR Magic7 Pro di Eropa hanya 5.270 mAh, sementara di China mencapai 5.850 mAh.

Risiko Mengisi Daya Smartphone Semalaman: Amankah atau Malah Berbahaya?

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa ada perbedaan kapasitas baterai ini? Bukankah modelnya sama? Jawabannya terkait dengan regulasi, distribusi, dan teknologi baterai yang berbeda di tiap wilayah.

Regulasi Internasional Membatasi Kapasitas Baterai Smartphone

Salah satu faktor utama adalah regulasi ketat di kawasan Eropa dan Amerika Utara terkait pengiriman baterai lithium-ion. Baterai jenis ini dianggap barang berbahaya karena rentan terbakar jika rusak atau terkena suhu ekstrem. Oleh karena itu, ada aturan pengiriman yang ketat, seperti ADR di Eropa untuk transportasi darat, RID untuk kereta, IMDG untuk laut, dan Dangerous Goods Regulations (DGR) dari IATA untuk pengiriman udara.

Anker Tarik Massal Power Bank di Indonesia! Cek Sekarang, Jangan Sampai Gadgetmu Meledak!

Regulasi ini mengacu pada Model Regulations PBB yang mengklasifikasikan baterai lithium-ion sebagai UN3480 (baterai terpisah) atau UN3481 (baterai dalam perangkat). Salah satu ketentuan penting adalah UN Special Provision 188, yang menetapkan batas maksimal baterai “kecil” agar bisa dikirim dengan prosedur sederhana, yaitu 20 watt-jam (Wh) per sel, setara dengan sekitar 5.300 mAh pada tegangan nominal 3,8V.

Batas ini menjadi acuan utama bagi produsen dalam merancang baterai smartphone yang dijual di pasar global, khususnya Eropa dan Amerika. Karena itu, kapasitas baterai smartphone di wilayah tersebut biasanya tidak melebihi angka ini.

Regulasi Lebih Longgar di India dan China Memungkinkan Kapasitas Lebih Besar

Oppo A5i Hadir di Indonesia: HP Tahan Banting Rp 1 Jutaan dengan Sertifikasi Militer

Berbeda dengan pasar global, China dan India memiliki regulasi pengiriman baterai yang lebih fleksibel, terutama karena distribusi produk berlangsung secara lokal dan tidak banyak melewati jalur pengiriman internasional yang ketat. Di China, smartphone diproduksi dan dijual dalam negeri tanpa harus memenuhi aturan pengiriman internasional yang ketat. Begitu juga di India, di mana pengangkutan lebih banyak dilakukan lewat jalur darat dan produksi lokal sangat dominan.

Hal ini memungkinkan produsen untuk memasang baterai dengan kapasitas lebih besar tanpa harus khawatir soal batasan pengiriman dan dokumentasi tambahan. Jadi, konsumen di kedua negara ini sering menemukan smartphone dengan baterai jumbo yang tidak tersedia di pasar global.

Pembatasan Kapasitas Baterai untuk Keamanan dan Pencegahan Risiko Ledakan

Batas maksimal kapasitas baterai yang diatur oleh regulasi internasional bukan tanpa alasan. Baterai lithium-ion menyimpan energi besar dalam ruang kecil dan berisiko menimbulkan kebakaran jika rusak atau mengalami korsleting. Kasus smartphone meledak akibat thermal runaway sudah sering terjadi dan menjadi perhatian serius.

Aturan yang membatasi kapasitas baterai hingga 20Wh per sel bertujuan untuk meminimalkan risiko kebakaran besar selama proses pengiriman lewat darat, laut, maupun udara. Baterai yang melebihi kapasitas ini harus dikemas khusus, dilengkapi dokumen tambahan, dan diangkut dengan penanganan khusus demi keselamatan manusia dan lingkungan.

Selain itu, baterai harus lolos uji keselamatan seperti UN38.3 yang menguji ketahanan terhadap ketinggian, getaran, dan suhu ekstrem. Dengan pembatasan ini, risiko kecelakaan selama transportasi dapat ditekan seminimal mungkin.

Teknologi Split-Cell: Solusi untuk Baterai Besar di Pasar Global

Beberapa produsen, terutama dari China seperti OnePlus dan OPPO, menggunakan teknologi split-cell untuk mengakali batasan kapasitas baterai. Teknologi ini memecah baterai menjadi dua atau lebih sel kecil yang digabungkan, sehingga total kapasitas bisa lebih besar tanpa melanggar batas 20Wh per sel.

Contohnya, OnePlus 13 di pasar Amerika Serikat memiliki baterai 6.000 mAh, dan OPPO Find X8 Pro di Eropa membawa baterai 5.910 mAh. Namun, desain split-cell membutuhkan sirkuit khusus untuk pengisian dan pengosongan daya yang aman, sehingga biaya produksinya lebih tinggi dan tidak semua produsen mengadopsinya.

Teknologi ini mirip dengan yang digunakan laptop, yang menggabungkan banyak sel kecil agar tetap memenuhi batas maksimal kapasitas baterai untuk pengiriman.

Pilihan Produsen: Biaya, Regulasi, dan Produksi Lokal

Produsen smartphone menghadapi tiga pilihan untuk meningkatkan kapasitas baterai:

  • Mengadopsi teknologi split-cell yang mahal tapi memungkinkan baterai besar di pasar global.
  • Menghadapi biaya dan risiko logistik pengiriman baterai besar dengan dokumen dan kemasan khusus.
  • Memproduksi dan menjual perangkat secara lokal di pasar seperti India dan China yang regulasinya lebih longgar.

Sayangnya, opsi ketiga belum bisa sepenuhnya diterapkan secara global, sehingga konsumen di luar India dan China harus puas dengan kapasitas baterai yang lebih terbatas.

Tren Terbaru: Baterai Berkapasitas Besar di Smartphone Flagship China

Selain regulasi, tren teknologi juga memengaruhi kapasitas baterai. Menurut laporan terbaru, hampir semua smartphone flagship China yang akan dirilis akhir tahun ini akan memakai baterai berkapasitas 7.000 mAh ke atas, bahkan beberapa model mid-range mencapai 8.000 mAh. Teknologi baterai silikon-karbon yang mulai diadopsi memungkinkan kepadatan energi lebih tinggi tanpa membuat perangkat terlalu tebal.

Sementara itu, merek besar seperti Samsung, Apple, dan Google belum mengadopsi teknologi baterai silikon ini secara luas, sehingga kapasitas baterai mereka cenderung lebih kecil.

Kesimpulan: Kapasitas Baterai Besar di India dan China Karena Regulasi dan Produksi Lokal

Perbedaan kapasitas baterai smartphone antara pasar India dan China dengan pasar global terutama disebabkan oleh berbeda aturan regulasi pengiriman baterai lithium-ion yang lebih ketat di Eropa dan Amerika. Produsen di India dan China bisa memasang baterai berkapasitas lebih besar karena distribusi produk yang lebih lokal dan regulasi pengiriman yang lebih longgar.

Selain itu, teknologi seperti split-cell menjadi solusi mahal untuk pasar global agar bisa menghadirkan baterai besar tanpa melanggar regulasi. Tren teknologi baterai silikon juga semakin mendorong kapasitas baterai besar di smartphone China.

Jadi, jika Anda melihat smartphone di India atau China memiliki baterai lebih besar, itu bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal regulasi dan strategi produksi yang berbeda di tiap wilayah.

Jika Anda ingin smartphone dengan daya tahan baterai lebih lama, pertimbangkan juga faktor regulasi dan pasar saat memilih perangkat agar mendapatkan spesifikasi sesuai kebutuhan.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget