Waspada! 250 Aplikasi Pencuri Data Intai Pengguna Android dan iPhone
- lifeworks
Yang membuat situasi makin berbahaya, para pelaku tidak hanya mencuri data, tetapi juga mengancam akan menyebarkannya secara publik jika korban tidak memenuhi permintaan tertentu, seperti memberikan uang atau data tambahan. Ini bukan lagi sekadar pencurian data—melainkan bentuk pemerasan digital yang merusak secara psikologis.
Manipulasi Emosional Jadi Senjata
Dalam keterangannya, tim peneliti dari Zimperium menyebut bahwa para hacker menggunakan pendekatan psikologis untuk menjerat korban. “Ini lebih dari sekadar wabah malware, ini adalah senjata digital yang memanfaatkan kepercayaan dan emosi,” kata tim zLabs.
Pengguna yang merasa sedang mencari koneksi sosial, seperti lewat aplikasi kencan, cenderung memberikan akses tanpa berpikir panjang. Inilah celah yang dimanfaatkan para pelaku untuk menguasai informasi pribadi pengguna.
iOS Juga Jadi Target, Bukan Hanya Android
Jika selama ini banyak pengguna iPhone merasa lebih aman, temuan ini membuktikan bahwa iOS pun tidak luput dari incaran. Di iPhone, para hacker menggunakan teknik manipulasi lewat profil konfigurasi berbahaya yang memberi mereka akses terhadap data dan sistem perangkat, tanpa perlu lewat App Store resmi.