Waspada! Data 183 Juta Pengguna Gmail Bocor—Ini Cara Melindungi Akun Anda Hari Ini
- scientificamerican
Gadget – Dunia keamanan siber kembali diguncang. Lebih dari 183 juta kredensial login, termasuk password akun Gmail, telah bocor ke publik dalam salah satu kebocoran data terbesar sepanjang 2025. Data ini kini telah dimasukkan ke dalam database Have I Been Pwned (HIBP)—platform tepercaya yang melacak kebocoran data global—dan memicu alarm bagi jutaan pengguna internet di seluruh dunia.
Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 16,4 juta akun Gmail dikonfirmasi menggunakan password yang benar-benar valid dan belum pernah muncul di kebocoran sebelumnya. Artinya, ini bukan sekadar data lama yang diulang—melainkan ancaman nyata terhadap keamanan akun pribadi Anda hari ini.
Artikel ini mengupas tuntas asal-usul kebocoran, cakupan data yang bocor, bukti validitasnya, serta langkah-langkah darurat yang harus Anda ambil dalam 24 jam untuk melindungi akun dari peretas.
Apa Itu Kebocoran Data 183 Juta Akun Ini?
Menurut Troy Hunt, pakar keamanan siber dan pencipta Have I Been Pwned, kebocoran ini merupakan gabungan dari “stealer logs” dan “credential stuffing lists” yang dikumpulkan selama setahun terakhir dari berbagai platform infostealer—perangkat lunak berbahaya yang mencuri data login langsung dari perangkat korban.
Data tersebut awalnya dipantau oleh Synthient, sebuah perusahaan intelijen ancaman siber. Benjamin Brundage dari Synthient mengungkap bahwa kebocoran ini mencakup 3,5 terabyte data dan 23 miliar catatan, menjadikannya salah satu koleksi kredensial curian terbesar yang pernah ditemukan.
Setiap catatan biasanya berisi tiga elemen kritis:
- Alamat email
- Password
URL situs web tempat kredensial tersebut digunakan (misalnya: gmail.com, facebook.com, apple.com)
Artinya, jika Anda pernah login ke Gmail dari perangkat yang terinfeksi malware, kombinasi email dan password Anda mungkin sudah berada di tangan peretas—dan siap digunakan untuk akses ilegal.
Apakah Data Ini Benar-Benar Baru dan Valid?
Hunt melakukan verifikasi dengan menganalisis sampel 94.000 catatan dari kebocoran tersebut. Hasilnya mengejutkan:
- 92% data sudah pernah muncul di kebocoran sebelumnya
- 8% (sekitar 16,4 juta akun) benar-benar baru dan belum pernah terdeteksi
Lebih penting lagi, beberapa pengguna HIBP melaporkan bahwa password yang bocor ternyata masih aktif dan berfungsi. Salah satu korban Gmail mengonfirmasi bahwa password yang tercantum dalam kebocoran memang digunakan untuk akunnya saat ini.