Listrik Padam, Jalan Putus! Ini Alasan Jaringan Telkomsel Belum Normal di Aceh & Sumatra
- Telkomsel
Gadget – Di tengah kondisi darurat akibat banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, Telkomsel mengungkap tantangan ekstrem dalam upaya memulihkan layanan jaringan telekomunikasi. Lebih dari 2.700 base transceiver station (BTS) dan 1.700+ site tercatat mengalami gangguan signifikan dan pemulihannya bukan perkara mudah.
Dalam keterangan resmi yang diterima detikINET pada Minggu, 29 November 2025, Saki Hamsat Bramono, Vice President Consumer Business Area Sumatera Telkomsel, menegaskan komitmen perusahaan untuk “terus hadir” bagi masyarakat terdampak, meski harus menghadapi kondisi medan yang sangat sulit.
“Di tengah tantangan akses dan infrastruktur yang masih sulit, kami berkomitmen untuk terus hadir dan memaksimalkan seluruh upaya untuk mempercepat pemulihan jaringan,” ujarnya.
Namun, di balik janji tersebut, terungkap tiga rintangan utama yang membuat proses pemulihan jaringan menjadi lambat dan kompleks: pemadaman listrik massal, akses jalan terputus, dan ketergantungan pada pasokan solar untuk genset.
Artikel ini menguraikan skala kerusakan infrastruktur, strategi darurat Telkomsel, serta upaya kemanusiaan yang menyertainya menunjukkan bahwa memulihkan sinyal di daerah bencana jauh lebih rumit daripada sekadar menyalakan kembali menara BTS.
Skala Kerusakan Infrastruktur: Ribuan BTS Mati, Belasan STO Terdampak
Telkomsel merilis data terperinci mengenai kerusakan infrastruktur di tiga provinsi yang terkena dampak terparah:
1. Aceh: Wilayah Paling Parah Terdampak
- 1.430+ site terganggu
- 2.400 BTS lumpuh
- 15 STO (Sentral Telepon Otomat) tidak beroperasi
Penyebab utama:
- Pemadaman listrik menyeluruh
- Robohnya tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
- Akses jalan terputus total di banyak desa terpencil
Untuk menjangkau lokasi terisolasi, tim teknis Telkomsel terpaksa menggunakan perahu karet dan perangkat komunikasi satelit alat yang biasanya hanya digunakan dalam misi kemanusiaan ekstrem.
2. Sumatera Utara: FO Cut dan Akses Terbatas
- 1.100 site terdampak
- 1.900 BTS tidak aktif
- 10 STO mengalami gangguan
Kerusakan paling kritis terjadi di Gunung Sitoli, Teluk Dalam, dan Sibolga, akibat putusnya kabel fiber optik (FO cut) di jalur strategis Sibolga–Barus. Tanpa backbone fiber, bahkan BTS yang masih hidup pun tak bisa terhubung ke jaringan inti.
3. Sumatera Barat: Kerusakan Lokal tapi Mengganggu
- 190+ site terganggu
- 360 BTS mati
- 1 STO lumpuh
Meski angkanya lebih kecil, kerusakan pada jalur backbone di beberapa titik strategis tetap mengganggu layanan di wilayah seperti Agam, Tanah Datar, dan Pasaman Barat.
Tantangan Terbesar: Listrik, Akses, dan Pasokan Solar
Dalam wawancara terpisah, Nizar Fuadi, VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel, menjelaskan bahwa masalah utama bukan pada perangkat BTS itu sendiri, melainkan pada prasyarat operasionalnya.
“BTS yang lumpuh tersebut dibutuhkan pasokan listrik agar dapat beroperasi lagi,” jelas Nizar.
Namun, PLN belum mampu memulihkan aliran listrik di banyak daerah karena infrastruktur kelistrikan juga rusak parah. Solusinya: genset. Tapi genset butuh solar dan di tengah banjir, distribusi bahan bakar menjadi sangat sulit.
“Kendala terbesar adalah aksesibilitas,” tegas Nizar. “Jika banjir memang ada gangguan ke akses menuju site. Kemudian ketersediaan solar.”
Untuk mengantisipasi hal ini, Telkomsel telah menyiapkan stok solar dalam jumlah besar dihitung dalam kilo liter yang siap didistribusikan begitu akses jalan dibuka. Tim logistik bekerja 24 jam untuk memastikan genset bisa segera dihidupkan begitu tim teknis tiba di lokasi.
Teknologi Darurat: Perahu, Satelit, dan Koordinasi Multisektor
Karena jalan darat lumpuh, Telkomsel mengerahkan strategi nonkonvensional:
- Mobil komunikasi darurat ditempatkan di posko pengungsian
- Perangkat satelit portabel digunakan untuk sambungan darurat
- Tim teknis menggunakan perahu karet untuk menjangkau desa terpencil
Perusahaan juga berkoordinasi erat dengan PLN, Basarnas, TNI, dan pemerintah daerah untuk memastikan akses logistik dan keamanan tim di lapangan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Pemulihan jaringan di wilayah bencana adalah kerja kolektif,” tambah Saki.
Dari Jaringan ke Kemanusiaan: Bantuan Langsung untuk Korban
Selain fokus pada infrastruktur, Telkomsel juga menyalurkan bantuan kemanusiaan langsung:
- 400+ KK di Aceh Singkil: sembako & air bersih
- 1.200+ KK di Pidie Jaya: bantuan melalui posko tanggap darurat
- Dapur umum di Sibolga untuk warga terdampak
- Sembako dan air bersih di Sipirok (Tapanuli Selatan), Agam, Tanah Datar, Pasaman Barat, dan wilayah lain di Sumut, Aceh, dan Sumbar
Bantuan ini disalurkan melalui posko kemanusiaan setempat, memastikan distribusi cepat dan tepat sasaran.
Mengapa Jaringan Telekomunikasi Vital dalam Bencana?
Bagi masyarakat awam, “sinyal hilang” mungkin terasa sebagai gangguan kenyamanan. Tapi dalam situasi bencana, jaringan telekomunikasi adalah nyawa:
- Alat komunikasi antara korban dan tim penyelamat
- Sarana koordinasi evakuasi dan distribusi bantuan
- Saluran informasi darurat dari pemerintah
- Akses ke layanan keuangan digital (e-wallet, transfer darurat)
Tanpa jaringan, komunitas terisolasi menjadi buta dan bisu tak bisa meminta bantuan, tak tahu perkembangan situasi, dan rentan terhadap risiko sekunder seperti kelaparan atau penyakit.
Itulah mengapa Telkomsel dan operator lain menganggap pemulihan jaringan sebagai bagian dari respons bencana itu sendiri.
Kesimpulan: Pemulihan Jaringan = Perlombaan Melawan Waktu dan Alam
Telkomsel tidak hanya memperbaiki menara mereka berlomba melawan lumpur, banjir, dan keterbatasan logistik untuk mengembalikan “nyawa digital” masyarakat terdampak.
Upaya ini menunjukkan bahwa infrastruktur telekomunikasi modern sangat rentan terhadap bencana alam, namun juga sangat resilien berkat kolaborasi manusia, teknologi, dan sistem darurat yang teruji.
Sementara jaringan perlahan pulih, Telkomsel mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengutamakan keselamatan, dan memanfaatkan saluran komunikasi darurat yang tersedia.
Karena di tengah kehancuran, sinyal yang kembali menyala bukan hanya soal konektivitas tapi harapan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |