Episode Terakhir Squid Game Bikin Heboh: Antara Harapan Palsu dan Realita yang Tak Terbantahkan.
- netflix.com
Simbol K-Drama di Panggung Global
Pesan-pesan gelap itu seolah disingkirkan pada Sabtu malam pekan lalu, saat parade besar merayakan rilis musim terakhir serial blockbuster tersebut. Boneka pembunuh raksasa dan puluhan penjaga tanpa wajah berpakaian olahraga berbaris di pusat Kota Seoul dengan sorak-sorai. Perayaan ini kontras dengan tema suram yang diusung serialnya.
Bagi para pemimpin Korea Selatan, Squid Game telah menjadi simbol keberhasilan K-drama di panggung global. Ini juga merupakan bagian dari serangkaian keberhasilan—bersama dengan grup K-pop BTS serta film peraih Oscar, Parasite—yang ingin dimanfaatkan presiden terpilih Lee Jae Myung dalam ekspor budaya K-culture ke seluruh dunia. Dengan demikian, Akhir Squid Game bukan hanya tentang cerita, tapi juga tentang pengaruh budaya.
Ada tanda-tanda bahwa kehebohan Squid Game bahkan bisa melangkah lebih jauh: adegan terakhir acara itu, ketika aktris Cate Blanchett memainkan permainan Korea dengan seorang pria di sebuah lorong Los Angeles, telah memicu rumor akan ada serial tambahan versi Amerika. Ini menunjukkan daya tarik universal dari konsep Squid Game.
Serial ini berakhir dengan "terbuka," kata Lee Jung-jae, bintang serial itu, kepada BBC. "Jadi itu menimbulkan banyak pertanyaan bagi penonton. Saya harap orang-orang akan membicarakan pertanyaan-pertanyaan itu, merenungkan pertanyaan-pertanyaan itu, dan mencoba menemukan jawaban." Ini mengindikasikan bahwa kreator ingin penonton terus berpikir dan berdiskusi setelah Akhir Squid Game.
Reaksi Beragam terhadap Akhir yang Penuh Makna
Pada musim terakhir serial ini, penonton mengikuti upaya Gi-hun mengalahkan lawan-lawannya dalam aneka permainan anak, yang dikemas sebagai hiburan bagi sekelompok orang super kaya. Namun, pemberontakannya gagal. Pada akhirnya Gi-hun terpaksa mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan bayi pemain lain — sebuah akhir yang membuat penonton terpecah.