Dua Asteroid, Penemuan Kawah Kedua di Afrika: Bukti Baru Dampak Ganda yang Menyebabkan Kepunahan Dinosaurus
- Asteroid
Sebelumnya, para ilmuwan mengajukan beberapa teori mengenai asal-usul Kawah Nadir. Salah satu teori menyebutkan bahwa asteroid yang menciptakan kawah Nadir mungkin berasal dari benda induk yang sama dengan asteroid Chicxulub di Yucatán. Teori lain menyatakan bahwa beberapa tumbukan asteroid terjadi hampir bersamaan, mungkin karena adanya tabrakan di sabuk asteroid yang memicu rentetan asteroid menghantam Bumi dalam kurun waktu sekitar satu juta tahun. Ada juga kemungkinan bahwa tumbukan asteroid ini murni kebetulan, dan bahwa dua batu angkasa raksasa menghantam Bumi pada waktu yang hampir bersamaan.
Dalam pernyataan yang diberikan pada tahun 2022, Uisdean Nicholson, seorang ahli geosains dari Universitas Heriot-Watt di Skotlandia sekaligus penulis utama studi tentang Kawah Nadir, menjelaskan bahwa asteroid yang menciptakan kawah Nadir jauh lebih kecil dibandingkan Chicxulub. Menurutnya, energi yang dilepaskan oleh tumbukan Chicxulub diperkirakan 10.000 kali lebih besar dibandingkan energi yang dilepaskan oleh tumbukan Nadir. Meskipun demikian, dampak Nadir tetap signifikan dan mungkin turut berkontribusi pada bencana besar yang melanda Bumi saat itu.
Dalam penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Science, peneliti lain mengungkapkan bahwa benda induk dari asteroid Chicxulub dan Nadir mungkin berasal dari jauh di luar orbit Jupiter, memperkuat teori bahwa asteroid-asteroid ini berasal dari sabuk asteroid. Tim peneliti memperkirakan bahwa asteroid Nadir menghantam Bumi dengan kecepatan 72.000 kilometer per jam, atau sekitar 20 kilometer per detik. Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Universitas Heriot-Watt, Nicholson juga menambahkan bahwa tumbukan ini kemungkinan menyebabkan gempa bumi dahsyat yang mencairkan sedimen di bawah dasar laut dan memicu longsor besar-besaran di bawah air.
Selain itu, berdasarkan simulasi komputer, para ilmuwan memprediksi bahwa tumbukan asteroid Nadir juga menghasilkan tsunami setinggi 800 meter, yang semakin memperparah dampak bencana yang terjadi. Tsunami ini kemungkinan menyapu wilayah sekitarnya, menyebabkan kerusakan besar pada ekosistem laut dan pesisir.
Penemuan Kawah Nadir menambah dimensi baru pada pemahaman kita tentang peristiwa kepunahan massal yang terjadi 66 juta tahun lalu. Sebelumnya, periode ini sudah dikenal sebagai masa yang sangat buruk bagi kehidupan di Bumi, tetapi keberadaan kawah kedua ini semakin memperkuat gagasan bahwa kehidupan di Bumi saat itu benar-benar dihantam oleh serangkaian peristiwa bencana alam.