Terungkap! Aplikasi Populer di HP Kamu Ternyata Dibuat Eks Intelijen Israel, Ini Daftarnya
- lifehack
Di tengah meningkatnya kesadaran pengguna soal privasi digital, sebuah laporan baru kembali mengguncang jagat teknologi. Kali ini, banyak aplikasi populer yang selama ini kita anggap “aman” ternyata memiliki keterkaitan langsung dengan mantan anggota intelijen dan militer Israel, terutama dari Unit 8200 – sebuah unit elite siber yang dikenal sebagai tulang punggung operasi mata-mata digital Israel.
Aplikasi-aplikasi ini tersebar luas di berbagai belahan dunia dan telah diunduh miliaran kali, tanpa diketahui oleh mayoritas pengguna siapa sebenarnya pihak di baliknya. Padahal, sebagian besar pengembangnya adalah alumni militer Israel dan bahkan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga memperkuat struktur militer Zionis.
Aplikasi yang Tampak Sepele, Namun Punya Jaringan Besar
Menurut laporan investigasi berjudul Do Not Panic! yang dimuat oleh Grayzone, sebagian besar aplikasi ini berjenis editor foto/video hingga game kasual. Meski terlihat tidak berbahaya, aplikasi-aplikasi tersebut memiliki potensi besar dalam mengakses data pribadi pengguna. Lebih dari itu, struktur kepemilikan perusahaan pengembangnya tidak transparan—identitas pemilik hingga latar belakang mereka kerap disembunyikan dari publik.
Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana aplikasi-aplikasi ini bisa lolos dan tersedia secara resmi di Google Play Store dan Apple App Store?
Inilah yang menimbulkan kecurigaan tentang kemungkinan penyalahgunaan data pengguna melalui teknologi yang secara tak langsung bisa menjadi alat pemantauan atau bahkan pengumpulan informasi secara masif. Hal ini diperkuat oleh rekam jejak Israel yang pernah tersandung skandal besar, seperti spyware Pegasus yang menyusup ke akun WhatsApp milik jurnalis dan aktivis.
Editor Foto & Aplikasi AI yang Dikembangkan Eks Intelijen
Mari kita bahas lebih rinci beberapa aplikasi yang disebutkan dalam laporan tersebut:
ZipoApps
Aplikasi seperti Collage Maker Photo Editor dan Instasquare Photo Editor: Neon dari ZipoApps telah mencatat ratusan juta unduhan. CEO ZipoApps, Gal Avidor, secara terbuka menyebut bahwa para pendiri perusahaannya adalah mantan anggota Unit 8200.Bazaart
Ini adalah aplikasi editor foto berbasis AI yang sangat populer. Didirikan oleh Dror Yaffe dan Stas Goferman, keduanya juga merupakan eks anggota militer Israel.Facetune oleh Lightricks
Facetune sudah sangat dikenal luas. Aplikasi ini memiliki lebih dari 50 juta unduhan. Salah satu pendiri Lightricks, Yaron Inger, diketahui pernah bertugas di Unit 8200 selama lima tahun.
Game Kasual pun Tidak Lepas dari Sorotan
Tidak hanya aplikasi penyuntingan, beberapa game mobile juga disebut sebagai produk eks personel militer Israel. Misalnya:
Supersonic by Unity
Tiga dari sepuluh game kasual paling populer saat ini—Build a Queen, Going Balls, dan Bridge Race—diproduksi oleh Supersonic, perusahaan yang didirikan oleh Nadav Ashkenazy, eks kepala operasi Angkatan Udara Israel.Crazy Labs & Playtika
Crazy Labs dikenal lewat game seperti Jumanji: Epic Run dan Dessert DIY. Sementara itu, Playtika lebih fokus pada aplikasi game kasino seperti Slotomania dan House of Fun.
Game-game ini telah menghasilkan miliaran pendapatan yang secara tidak langsung mengalir ke ekonomi dan sektor pertahanan Israel.
Aplikasi Lain yang Tidak Kalah Populer
Masih ada sejumlah aplikasi lain yang ternyata dikembangkan oleh pihak-pihak yang punya latar belakang serupa:
Nama Aplikasi | Kategori | Keterangan |
---|---|---|
Moovit | Navigasi | Layanan rute transportasi publik |
Gett | Ride-hailing | Aplikasi taksi online asal Israel |
Call App | Telepon | Screening dan pengelola panggilan |
Fooducate | Nutrisi | Aplikasi informasi makanan dan kalori |
Semua aplikasi ini dikembangkan oleh perusahaan yang didirikan atau dijalankan oleh eks personel Unit 8200 atau IDF lainnya.
Kekhawatiran Terhadap Privasi dan Etika Penggunaan
Laporan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pengguna internet dan aktivis keamanan digital. Di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan aksi militer Israel terhadap Palestina, masyarakat global mulai mempertanyakan etika di balik penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut.
Beberapa pihak bahkan menyerukan gerakan boikot aplikasi Israel, terutama karena sebagian keuntungannya diduga digunakan untuk mendanai operasi militer yang kontroversial.
Tanpa disadari, banyak dari kita menggunakan aplikasi buatan eks intelijen Israel setiap hari untuk menyunting foto, bermain game, hingga mencari rute perjalanan. Padahal, aplikasi-aplikasi ini memiliki keterkaitan langsung dengan pihak-pihak yang pernah terlibat dalam kegiatan militer, termasuk yang berdampak pada konflik di Timur Tengah.
Kini saatnya pengguna lebih sadar dan kritis terhadap aplikasi yang mereka pasang di perangkat masing-masing. Apakah benar-benar aman? Atau justru diam-diam ikut mendanai sistem militer sebuah negara?