BAKTI Komdigi Bawa Internet 8Mbps ke Daerah 3T, Pakai SATRIA-1

BAKTI Komdigi
Sumber :
  • Foto: Istimewa

Menurut Fadhilah Mathar, Direktur Utama BAKTI Komdigi, performa jaringan sekarang lebih andal. “Migrasi kapasitas dari Februari 2025 ini membuat performansi jaringan lebih stabil. Indikator seperti latency menurun dan packet loss semakin kecil, yang berarti layanan makin dapat diandalkan oleh masyarakat.”

iQOO Z10R 5G Unggulkan Performa dan Baterai 6500 mAh, Benarkah Tahan Seharian?

Dengan kualitas koneksi seperti ini, Paradiva kini bisa menikmati akses internet yang dapat diandalkan untuk kegiatan penting seperti pembelajaran online, konsultasi kesehatan, maupun transaksi ekonomi digital.

Dampak Positif di Pendidikan, Pertahanan, dan Ekonomi Lokal

7 Rekomendasi HP Entry-Level Terbaik 2025: Performa Kencang dan Harga Tetap Ramah Dompet

Salah satu contoh nyata terlihat di SD Inpres 9 Halmahera Barat, Maluku Utara. Kepada awak media, Kepala Sekolah Nurul mengemukakan:

“Guru kini bisa mengikuti pelatihan daring dan siswa pun bisa melakukan asesmen online tanpa hambatan.” Paradiva tentunya mengapresiasi bagaimana konektivitas mendorong kualitas pendidikan di daerah yang sebelumnya minim akses digital.

Bawa Motor Naik Kereta Gratis? KAI Buka Pendaftaran Angkut Motor Gratis Nataru 2025, Cek Syaratnya!

Di perbatasan NTT, Kapten Arhanud Kasman Effendi, Komandan Kompi II PAMTAS SATGAS RI–RDTL Inbate, menyampaikan:

“Konektivitas sangat membantu kami. Akses berita nasional dan internasional menjadi lebih mudah, dan laporan kegiatan bisa dikirim secara cepat. Bahkan masyarakat sekitar pos pun ikut menikmati fasilitas ini.” Hal ini menunjukkan, internet bukan sekadar sarana komunikasi, tetapi juga penguat keterhubungan militer dan publik setempat.

Transformasi digital juga direspons positif di sektor pemerintahan desa. Inkarianto Christi Saban, Kepala Desa Sasur, mengatakan "digitalisasi membantu kami membangun desa yang lebih modern dan terhubung.” Lebih lanjut, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyoroti bagaimana program One Village One Product (OVOP) menjadi lebih efektif berkat koneksi internet yang andal. Produk lokal dapat dipasarkan melalui e-commerce, membuka peluang baru bagi PAD desa.

Di akhir sesi konferensi daring, Menkomdigi kembali menekankan pentingnya kolaborasi. “Pemerintah pusat menyediakan infrastruktur, tetapi daerah dan masyarakat yang menjadikan manfaatnya nyata,” tegas Meutya Hafid. Paradiva tentu setuju bahwa keberhasilan digitalisasi daerah bergantung pada partisipasi semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Kolaborasi ini terlihat dari bagaimana TNI, kepala desa, dan guru aktif menggunakan layanan digital. Kombinasi antara teknologi, edukasi, dan literasi digital menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, tidak sekadar memperluas jangkauan tetapi juga mempertahankan kualitas layanan.

Halaman Selanjutnya
img_title