Mengenal PPDS dan Dokter Residen: Syarat, Tahapan, dan Bidang Spesialis

Mengenal PPDS dan Dokter Residen: Syarat, Tahapan, dan Bidang Spesialis
Sumber :
  • Halodoc

Gadget – Belakangan ini, istilah dokter residen dan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) ramai diperbincangkan di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari insiden yang melibatkan seorang dokter residen di Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Padjadjaran (PPDS Unpad) yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Daftar Lengkap 13 Merek Beras Oplosan yang Beredar di Pasaran

Terlepas dari kasus tersebut, banyak masyarakat yang belum memahami secara jelas apa itu PPDS dan dokter residen, serta bagaimana perbedaannya. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai PPDS, dokter residen, serta peran dan prospek karier dokter spesialis di Indonesia.

Apa Itu PPDS?

PPDS atau Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah tahapan pendidikan lanjutan yang harus ditempuh oleh seorang dokter umum untuk mendapatkan gelar dokter spesialis. Program ini berlangsung selama 4 hingga 6 tahun, tergantung pada bidang spesialisasi yang dipilih.

Gampang dan Murah! Begini Cara Ganti Komstir Motor Sendiri di Rumah

Selama mengikuti PPDS, dokter umum akan menjalani pelatihan intensif di rumah sakit pendidikan, di bawah bimbingan dokter spesialis senior. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dokter dalam menangani kasus-kasus medis yang lebih spesifik.

Siapa Itu Dokter Residen?

Dokter residen adalah dokter umum yang sedang menempuh PPDS untuk menjadi dokter spesialis. Mereka menjalani pendidikan dan praktik langsung di rumah sakit, menangani pasien di bawah supervisi dokter spesialis senior.

iQOO Z10R Siap Meluncur: Ponsel Kencang, Desain Stylish, dan Harga Ramah Kantong

Karena masih dalam tahap pendidikan, dokter residen belum memiliki status sebagai dokter spesialis. Namun, mereka sudah memiliki tanggung jawab dalam menangani pasien, termasuk melakukan diagnosis, prosedur medis, dan tindakan lainnya sesuai bidang spesialis yang mereka pelajari.

Perbedaan PPDS dan Dokter Residen

PPDS adalah program pendidikan, sedangkan dokter residen adalah peserta yang mengikuti PPDS.

Dokter residen masih berstatus sebagai dokter umum yang sedang dalam masa pelatihan, sementara dokter spesialis sudah lulus PPDS dan memiliki gelar spesialis.

PPDS berlangsung selama 4-6 tahun, tergantung bidang spesialis yang dipilih.

Setelah lulus PPDS, dokter residen harus mengikuti ujian sertifikasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mendapatkan gelar dokter spesialis.

Jenis-Jenis Spesialisasi dalam PPDS

PPDS menawarkan berbagai spesialisasi medis, tergantung pada minat dan kompetensi dokter. Beberapa bidang spesialis yang dapat dipilih antara lain:

  • Spesialis Mata (Sp.M)
  • Spesialis Paru (Sp.P)
  • Spesialis Anak (Sp.A)
  • Spesialis Gizi (Sp.G)
  • Spesialis Bedah (Sp.B)
  • Spesialis Urologi (Sp.U)
  • Spesialis Anestesi (Sp.An)
  • Spesialis Radiologi (Sp.R)
  • Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD)
  • Spesialis Kulit dan Kelamin (Sp.KK)
  • Spesialis Kedokteran Forensik (Sp.F)
  • Spesialis Saraf atau Neurologi (Sp.N)
  • Spesialis Kandungan dan Ginekologi (Sp.OG)
  • Spesialis Psikiatri atau Kedokteran Jiwa (Sp.KJ)
  • Spesialis THT (Sp.THT)
  • Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (Sp.JP)

Bidang spesialis ini memberikan dokter peluang lebih besar dalam mengembangkan karier dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Bagaimana Proses Menjadi Dokter Spesialis?

Untuk menjadi dokter spesialis, seorang dokter umum harus melalui beberapa tahapan berikut:

  • Menempuh Pendidikan Kedokteran
  • Lulus dari Fakultas Kedokteran (S1) dan mendapatkan gelar S.Ked.
  • Menjalani program profesi dokter dan mendapatkan gelar dr.
  • Mengikuti Ujian Kompetensi

Setelah menyelesaikan pendidikan profesi, calon dokter harus lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter.

Menjalani Internship

  • Dokter wajib mengikuti program internship selama 1 tahun di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan.

Mengambil PPDS dan Menjadi Dokter Residen

  • Setelah menyelesaikan internship, dokter dapat mendaftar ke program PPDS di universitas atau rumah sakit pendidikan.
  • Selama masa PPDS, dokter residen akan menjalani praktik klinis di bawah supervisi dokter spesialis senior.

Lulus Ujian Sertifikasi dan Mendapatkan Gelar Dokter Spesialis

  • Setelah menyelesaikan PPDS, dokter residen harus menjalani ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh IDI.

Jika lulus, mereka akan mendapatkan gelar spesialis, misalnya Sp.PD untuk Spesialis Penyakit Dalam atau Sp.B untuk Spesialis Bedah.

Prospek Karier dan Gaji Dokter Spesialis

Dibandingkan dengan dokter umum, dokter spesialis memiliki jenjang karier dan penghasilan yang lebih baik. Hal ini karena dokter spesialis memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan dalam dunia medis.

Beberapa keuntungan menjadi dokter spesialis antara lain:

  • Permintaan tinggi di rumah sakit dan klinik swasta.
  • Peluang membuka praktik sendiri.
  • Gaji lebih tinggi dibandingkan dokter umum.
  • Jenjang karier lebih luas, termasuk menjadi dosen atau peneliti.

Di Indonesia, gaji dokter spesialis bisa mencapai Rp 30-50 juta per bulan, tergantung pada bidang spesialisasi dan tempat bekerja.

Kesimpulan

PPDS adalah program pendidikan bagi calon dokter spesialis, sementara dokter residen adalah dokter umum yang sedang menjalani PPDS. Untuk menjadi dokter spesialis, seseorang harus menyelesaikan pendidikan kedokteran, internship, PPDS, dan lulus ujian sertifikasi.

Menjadi dokter spesialis menawarkan prospek karier yang cerah, dengan peluang besar untuk bekerja di rumah sakit, membuka praktik sendiri, atau menjadi tenaga pengajar. Dengan banyaknya bidang spesialisasi yang tersedia, dokter memiliki banyak pilihan untuk mengembangkan keahlian sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget