Penerima Bansos Wajib Vasektomi? Ini Penjelasan, Efek Samping, dan Respons Publik
- Alodokter
Respons dan Polemik: Antara Edukasi dan Hak Asasi
Usulan Dedi menuai tanggapan beragam. BKKBN menyambut dengan pendekatan edukatif, menyatakan bahwa vasektomi tidak mengurangi “keperkasaan” pria dan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menekan angka kelahiran tidak terencana di keluarga prasejahtera.
Namun, dari sisi lain, Komnas HAM menyuarakan kekhawatiran. Mereka menegaskan bahwa pemaksaan program KB—terlebih dikaitkan dengan hak dasar seperti bantuan sosial—berpotensi melanggar hak asasi manusia.
Menurut Komnas HAM, partisipasi dalam program KB harus bersifat sukarela dan berdasarkan kesadaran, bukan tekanan karena kebutuhan ekonomi.
Kesimpulan: Kebijakan Populis atau Intervensi Terlalu Jauh?
Usulan menjadikan vasektomi sebagai prasyarat bansos membawa diskursus baru dalam kebijakan publik. Di satu sisi, niat untuk mendistribusikan bantuan secara merata dan mengendalikan pertumbuhan penduduk patut diapresiasi. Namun di sisi lain, menyaratkan tindakan medis sebagai syarat administratif memicu polemik serius soal otonomi tubuh dan keadilan sosial.
Apapun kebijakan yang diambil ke depan, penting bagi pemerintah untuk: