Netflix Ancaman bagi Bioskop di Indonesia? Ini Dampak Sebenarnya!
- Istimewa
Netflix juga telah melisensikan sekitar 50 film Indonesia tahun lalu, dan berencana meningkatkan jumlah tersebut di tahun ini. “Sebagian besar konten Indonesia kami berasal dari kerja sama lisensi, judul-judul yang masa tayangnya di bioskop sudah berakhir, lalu kami hadirkan kembali di layanan kami,” imbuh Ruben.
Streaming Bukan Kompetitor Bioskop
Hermawan Sutanto dari Vidio pun menegaskan hal serupa. Ia menyebut bahwa platform streaming bukanlah kompetitor langsung bioskop, melainkan solusi distribusi alternatif. Mengingat kapasitas layar bioskop yang terbatas, streaming memberikan peluang lebih luas kepada film-film lokal untuk dinikmati oleh publik.
“Artinya, ketika produksi film sangat produktif, kapasitas layar bioskop tetap terbatas. Maka dari itu, streaming bisa menjadi solusi melalui lisensi langsung ke platform digital,” jelas Hermawan.
Pandemi Covid-19 menjadi momen pembuktian bagaimana kedua media ini bisa tumbuh bersama. Saat bioskop ditutup, platform streaming mengalami lonjakan jumlah penonton. Setelah situasi pulih, jumlah tiket bioskop justru lebih tinggi dibanding sebelum pandemi, sementara jumlah pelanggan dan jam tonton streaming juga terus meningkat.
Edwin Nazir, Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia, turut menilai bahwa tren ini membuka peluang baru. “Menariknya, pasca pandemi, saat bioskop kembali dibuka, penjualan tiket justru lebih tinggi dibanding sebelum pandemi. Dan di saat yang sama, jumlah pelanggan dan jam tonton di platform streaming juga meningkat,” tutupnya.
Transformasi ini membuktikan bahwa bioskop dan platform streaming bisa berjalan beriringan, saling mendukung pertumbuhan industri film Indonesia secara keseluruhan.