Amerika Hantam Jantung Nuklir Iran: Api Konflik Timur Tengah Membara Lebih Panas
- iranian
Setiap target – Fordow, Natanz, dan Isfahan – dilaporkan dihantam oleh dua unit bom MOP. Bayangkan saja, kekuatan ganda dari bom-bom penghancur bunker ini pasti meninggalkan jejak kehancuran yang signifikan, terutama jika klaim Trump tentang Fordow benar-benar akurat. Penggunaan bom sekelas MOP ini mengirimkan pesan yang sangat jelas dari Washington: mereka serius dan memiliki kapasitas untuk melumpuhkan infrastruktur vital Iran.
Respon Sengit dari Teheran: Antara Klaim Kerugian Minimal dan Ancaman Balasan Berbahaya
Di sisi lain, Iran tidak tinggal diam. Pejabat regional di Teheran dengan cepat mengonfirmasi bahwa fasilitas Fordow, Isfahan, dan Natanz memang telah diserang. Namun, ada narasi yang kontradiktif dari Teheran. Kantor berita IRNA, mengutip pejabat lembaga penyiaran Iran, menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas nuklir tersebut telah dievakuasi jauh-jauh hari sebelumnya, dan "tidak ada kerugian besar" karena bahan-bahan nuklir telah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Namun, narasi ini dipertanyakan oleh laporan lain. Ada indikasi kuat mengenai korban jiwa dan luka-luka di Iran akibat konflik yang terus memanas ini, termasuk di antara pejabat militer dan ilmuwan nuklir. Realitas di lapangan mungkin jauh lebih suram daripada yang digambarkan oleh Teheran.
Badan Energi Atom Iran (AEOI) tak tinggal diam. Melalui pernyataan resmi, AEOI mengutuk keras serangan AS ini, menyebutnya sebagai "tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional." Lebih lanjut, mereka menegaskan bahwa Iran tidak akan mundur dan akan melanjutkan program nuklirnya, meskipun di tengah ancaman. Ini adalah pernyataan yang menantang, menunjukkan bahwa Iran tidak akan menyerah begitu saja di bawah tekanan.
Ancaman balasan dari Iran pun tak kalah mengkhawatirkan. Teheran telah bersumpah akan membalas serangan AS dengan menargetkan aset militer Amerika di kawasan tersebut. Bahkan, ancaman untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran minyak paling vital di dunia, kembali muncul ke permukaan. Jika ini terjadi, dampaknya terhadap pasokan energi global akan sangat parah. Tidak hanya itu, Iran juga menegaskan bahwa seluruh personel militer AS kini sah menjadi target serangan mereka. Situasi ini jelas meningkatkan risiko bagi kehadiran militer AS di Timur Tengah.