Dukungan Penuh Senjata China ke Iran: Strategi Hadapi Amerika dan Israel, Apa saja Senjatanya?
- military
Hubungan strategis antara China dan Iran tampaknya semakin erat, terutama dalam konteks pertahanan dan pengembangan teknologi militer. Meski jarang diumumkan secara terbuka, sinyal-sinyal kerja sama ini mulai tampak jelas melalui peningkatan kapabilitas militer Iran yang tak lepas dari pengaruh Negeri Tirai Bambu.
Kerja sama ini menjadi ancaman serius bagi dominasi militer Amerika Serikat dan Israel di kawasan Timur Tengah. China, sebagai kekuatan global yang ingin memperluas pengaruhnya, memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat posisi geopolitiknya melalui jalur senjata dan teknologi tinggi.
Berikut delapan dukungan nyata dari China kepada Iran yang secara signifikan mengubah keseimbangan kekuatan militer di Timur Tengah.
1. Rudal Balistik dan Drone: Jejak Teknologi China
Sejak tahun 1980-an, Iran mulai membeli rudal-rudal buatan China seperti DF-3 (Dong Feng). Rudal ini menjadi cikal bakal pengembangan rudal lokal Iran seperti Shahab-3 dan Emad yang kini dikenal sebagai senjata pemukul jarak menengah.
Tak hanya itu, China juga disebut-sebut berperan dalam pengembangan drone tempur dan pengintai milik Iran. Beberapa drone seperti Shahed-129 dan Mohajer-6 memiliki kemiripan luar biasa dengan drone China seperti CH-4 dan Wing Loong.
2. Rudal Jelajah dan Anti-Kapal: Ancaman Lautan Teluk
Iran juga sukses mengembangkan rudal anti-kapal Noor dan Qader, yang diduga kuat hasil modifikasi dari rudal C-802 buatan China. Rudal ini mampu mengunci target kapal perang AS atau Israel, terutama di wilayah strategis Teluk Persia. Dalam skenario perang tidak simetris, senjata ini menjadi kunci serangan cepat dan mematikan.
3. Sistem Pertahanan Udara: Bantuan Teknologi dari Timur
Walau Iran memiliki sistem S-300 dari Rusia, integrasi radar dan sistem pelacakan target diyakini dibantu oleh China. Bahkan, beberapa analis menyebut Iran mendapatkan akses terhadap sistem mirip HQ-9, yakni versi China dari S-300. Dukungan ini memperkuat kemampuan Iran dalam mendeteksi dan menangkal serangan udara.
4. Perang Siber dan Elektronik: Dimensi Baru Konfrontasi
Di era digital, kekuatan tak hanya ada di darat dan udara, tapi juga di dunia maya. Iran disebut memiliki salah satu unit cyber warfare paling aktif di kawasan, dan China diyakini menjadi mitra utama dalam pelatihan serta penyediaan perangkat keras siber.