3 Maskapai Baru Masuk Persaingan: FlyJaya, BBN, Indonesia Airlines Hadir!
- Istimewa
Gadget – Industri penerbangan tanah air kembali bergeliat dengan kehadiran tiga maskapai baru di Indonesia: FlyJaya, BBN Airlines, dan Indonesia Airlines.
Hadirnya pemain anyar ini tidak sekadar menambah jumlah operator tapi juga menawarkan konsep layanan yang variatif serta segmen berbeda, membuka alternatif baru bagi masyarakat.
Maskapai Baru Domestik Efisien: FlyJaya hadir dengan rute pendek
Pertama, FlyJaya resmi mengudara pada 3 Juli 2025 dari Jakarta (Halim Perdanakusuma) menuju Yogyakarta (Adisutjipto), menggunakan armada ATR 72. Layanan ini menyasar rute pendek dan wilayah yang selama ini minim konektivitas udara.
Dengan status sebagai maskapai baru bertipe low‑cost carrier, FlyJaya dirintis untuk meningkatkan jaringan internal Indonesia—terutama menyambungkan kota-kota terpencil yang belum terjangkau maskapai besar.
Walau fokus pada penerbangan domestik, FlyJaya menjanjikan efisiensi dan frekuensi harian sehingga cocok bagi penumpang reguler maupun wisatawan lokal. Konsep ini jelas memudahkan calon penumpang yang selama ini hanya dihadapkan pada opsi maskapai besar dengan harga lebih tinggi.
BBN Airlines: Awalnya reguler, kini fokus charter
Sementara itu, BBN Airlines Indonesia mulai penerbangan terjadwal pada 27 September 2024, melayani rute Jakarta–Surabaya, Jakarta–Balikpapan, dan Jakarta–Denpasar masing-masing tujuh kali per minggu.
Namun, hanya dalam enam bulan, mereka menutup layanan berjadwal sejak 28 Februari 2025 dan beralih total ke model charter ACMI (aircraft, crew, maintenance, insurance). Artinya, meski awalnya masuk sebagai maskapai baru, BBN kini lebih beroperasi sebagai penyedia layanan sewa pesawat daripada penerbangan reguler.
Fokus baru ini menjadikan BBN sebagai mitra strategis bagi maskapai lain maupun bisnis logistik—bukan hanya penumpang umum. Armadanya terdiri dari Boeing 737‑800 dan 737‑400, dan mereka berambisi mencapai 40 pesawat pada 2027.
Indonesia Airlines: Target segmen premium internasional
Berbeda dari dua sebelumnya, Indonesia Airlines dibangun oleh Calypte Holdings Pte.Ltd. asal Singapura dan berdiri dengan dukungan investor asal Indonesia.
Menurut pengakuan dari forum-redaksi, pendiri dan Executive Chairman berinisial Iskandar berasal dari Aceh dan memiliki saham terkait keluarga Moeldoko ([Reddit][10]). Maskapai ini dirancang menargetkan penumpang segmen premium internasional.
Mereka merencanakan membawa armada modern seperti Airbus A321neo/A321LR serta widebody A350‑900 dan Boeing 787‑9 untuk melayani rute Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Kendati belum mengajukan izin operasional ke Kemenhub hingga awal 2025, masyarakat menaruh ekspektasi tinggi terhadap kualitas layanan jet pribadi dalam format komersial yang ditawarkan Indonesia Airlines ini.
Dinamika operasional dan potensi persaingan
Secara bertahap, ketiga maskapai baru tersebut menandai pertumbuhan yang beragam:
- FlyJaya baru mulai terbang dan belum menjangkau banyak kota, tapi menjanjikan konektivitas rute rintisan yang efisien.
- BBN Airlines memulai sebagai pemain domestik, namun cepat beralih ke layanan charter, mengubah wajah strategi bisnisnya.
- Indonesia Airlines belum beroperasi, namun dengan visi premium internasional dan armada besar, mereka bisa menjadi game‑changer bila segera mendapat izin.
Dari sisi masyarakat, kehadiran tiga maskapai ini memberikan alternatif perjalanan udara yang lebih luas — baik dari segi rute, jenis layanan, maupun segmen harga. Persaingan pun tidak hanya pada maskapai besar seperti Garuda, Lion Air, atau Citilink, tapi juga pada layanan charter dan premium.
Mengapa maskapai baru Indonesia jadi penting?
Pertama, semakin banyak maskapai, semakin beragam pilihan yang tersedia. FlyJaya menawarkan rute murah ke rute-rute lokal, sementara BBN memberikan solusi charter dan logistik fleksibel. Sementara itu, Indonesia Airlines bisa menjadi pilihan teratas bagi penumpang premium yang mengutamakan kenyamanan.
Kedua, inovasi seperti rute ke wilayah terpencil atau layanan jet pribadi dalam bentuk komersial membuka peluang baru untuk industri wisata, bisnis, dan konektivitas nasional. Ketiga, kehadiran entitas seperti BBN dengan model ACMI juga mendukung industri penerbangan lainnya yang membutuhkan tambahan armada tanpa investasi besar.
Kehadiran maskapai baru seperti FlyJaya, BBN Airlines Indonesia, dan Indonesia Airlines mencerminkan dinamika industri penerbangan Indonesia saat ini. Masing-masing hadir dengan latar belakang dan strategi berbeda: efisiensi domestik, layanan charter/logistik, dan penerbangan internasional premium.
Secara keseluruhan, mereka memberi pilihan baru, meningkatkan persaingan sehat, dan berpotensi mendukung konektivitas nasional lebih berkembang.
Perjalanan maskapai-maskapai ini layak terus dipantau, terutama untuk FlyJaya yang baru mulai beroperasi, BBN yang tengah reborn sebagai penyedia charter, dan Indonesia Airlines yang sedang menunggu izin serta peluang mengubah standar penerbangan premium di Indonesia.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |