Sejarah Romawi Kuno: Era Kekaisaran Caligula, Momen Perang Paling Gila Hingga Disebut Tak Masuk Akal!
Gadget – Kisah yang menggetarkan tentang pertempuran antara Kaisar Caligula dan Neptunus, dewa laut, di bawah pemerintahan Gaius Julius Caesar Augustus Germanicus, yang lebih dikenal dengan sebutan Caligula, menjadi legenda yang mengaburkan garis antara kegilaan dan kejeniusan, kekuasaan dan kebodohan.
Kisah ini diriwayatkan oleh Christiana Athanasiou, seorang sejarawan Yunani yang penuh dengan detail dan misteri.
Pertempuran itu berlangsung di pantai Galia, di mana pasukan Romawi menatap perairan yang bergelora, memisahkan mereka dari pulau Britania. Pasukan Romawi yang terlatih dengan baik, bersiap untuk menghadapi musuh yang berbeda kali ini: lautan yang luas.
Di tengah kegelapan yang mendalam, para prajurit saling berpandangan, siap untuk menghadapi tantangan yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Mereka mempersiapkan diri untuk menaklukkan ombak dan mengumpulkan kerang sebagai simbol kemenangan.
Caligula, berdiri dengan anggun dalam jubah ungu dan emas, mengangkat tangannya dengan penuh semangat, memberi isyarat untuk melancarkan serangan. Marcus Valerius, seorang perwira setia yang teguh kepada Caligula, berdiri di barisan depan dengan semangat yang membara.
Di sampingnya, Gaius Aelius, seorang skeptis yang menentang keputusan sang kaisar dengan diam-diam, sementara Lucius, seorang prajurit muda yang polos, memandang situasi dengan mata penuh kegembiraan.
Saat legiun memulai serangan mereka dengan penuh semangat, suara Marcus nyaris terdengar di atas gemuruh ombak. Gaius menggerutu, bertanya-tanya apakah mereka bisa benar-benar mengalahkan kekuatan Neptunus.
Namun, Lucius, dengan semangat yang tiada tara, terus mengumpulkan kerang-kerang laut ke dalam helmnya, tanpa memperdulikan keanehan tugas yang mereka terima.
Saat hari semakin terang, sisa-sisa perang mulai menyebar di sekitar mereka. Caligula, dengan senyum misterius di bibirnya, mengawasi semuanya dari tempat duduknya yang tinggi.
Tidak ada yang bisa menguraikan makna senyum itu; apakah itu kegembiraan akan keanehannya sendiri atau kepuasan atas strategi tersembunyi yang ia rencanakan?
Saat sang kaisar turun dari tempat duduknya, langkahnya melangkah menuju mereka bertiga. Dengan kata-kata bijak, ia menyatakan kepada Marcus bahwa kesetiaannya adalah landasan bagi kejayaan Roma, kepada Gaius bahwa bahkan keraguan seorang skeptis dapat digunakan untuk kepentingan negara, dan kepada Lucius bahwa kepolosannya telah meraih hati para dewa.