Terungkap! Rahasia Membuat Speaker Sound Horeg: Dari Box Hingga EQ yang Jarang Dibongkar Publik

Rahasia Membuat Speaker Sound Horeg
Sumber :
  • lifeworks

Bagi para pecinta audio, istilah sound horeg bukanlah sesuatu yang asing. Karakternya identik dengan dentuman bass yang dalam, empuk, tetapi tetap terdengar jernih. Suara yang “jedug” inilah yang membuat sound horeg selalu digemari, baik untuk keperluan panggung, hajatan, hingga sekadar hiburan di rumah. Namun, ada rahasia di baliknya yang jarang diungkap ke publik.

Desain Elegan dan Audio Jernih, Edifier Airpulse A60 Jadi Andalan Baru Penggemar Hi-Fi

Banyak orang mengira bahwa untuk menghasilkan sound horeg cukup dengan speaker mahal dan amplifier berdaya besar. Faktanya, rahasia sebenarnya terletak pada detail teknis yang sering kali diabaikan. Mulai dari desain box, pemilihan komponen, hingga trik ekualisasi. Berikut penjelasan lengkapnya.

Desain Box Lebih Penting daripada Power

Xiaomi Sound Pocket Resmi Meluncur: Speaker Mini dengan Tenaga Maksimal

Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah terlalu fokus pada besarnya watt amplifier. Padahal, desain box speakerjustru menjadi kunci utama.

Ukuran box, volume ruang dalam, hingga panjang port bass reflex harus dihitung dengan cermat. Mayoritas sound horeg menggunakan tuning rendah, berkisar 35 hingga 45 Hz, agar bass terdengar lebih “ngedug” atau dalam. Untuk itu, perhitungan manual saja tidak cukup. Para teknisi berpengalaman biasanya memanfaatkan software seperti WinISDuntuk mendapatkan ukuran box yang benar-benar ideal.

Punya Dolby Audio, Xiaomi Soundbar Pro 2.0 Jadi Incaran Pecinta Film

Inilah sebabnya, meskipun menggunakan speaker mahal, hasil suara bisa terdengar biasa saja bila box tidak didesain dengan baik.

Teknik Cross Over Custom

Selain box, rahasia lain ada pada crossover. Banyak orang puas menggunakan crossover bawaan, padahal hasilnya belum tentu optimal. Untuk sound horeg, diperlukan crossover pasif yang dibuat khusus dengan komponen berkualitas tinggi, misalnya coil kawat besar dan kapasitor MKP.

Tujuannya sederhana, agar frekuensi tidak bocor dan distribusi suara tetap bersih. Biasanya, teknisi mengatur low cut di kisaran 35–40 Hz serta low pass di 120 Hz. Dengan cara ini, dentuman bass terasa fokus, tidak melebar, dan tidak membuat suara “ngeblur”.

Pemilihan Speaker Driver Khusus

Rahasia berikutnya ada pada driver speaker. Tidak semua driver cocok untuk menghasilkan karakter horeg. Driver yang baik biasanya memiliki frekuensi resonansi (Fs) rendah, di bawah 40 Hz.

Sebaliknya, driver pro audio dengan Fs tinggi, 50–60 Hz, lebih cocok untuk mid-bass, bukan untuk menghasilkan dentuman jedug khas horeg. Ukuran driver juga penting. Diameter 15 inci hingga 18 inci sering kali dipilih karena mampu memproduksi bass yang dalam dengan efisiensi tinggi.

Halaman Selanjutnya
img_title