Panduan Lengkap Menulis Prompt AI: Dari Pemula Hingga Mahir

Menulis Prompt AI yang Tepat
Sumber :
  • lifeworks

Dengan pola ini, prompt yang ditulis akan lebih terarah, sehingga AI lebih mudah memahami konteks permintaan.

Samsung Siapkan Galaxy S26: AI Lebih Cerdas, Performa Ganas, dan Kamera Super Tajam!

3. Sertakan Detail Teknis

Canva Luncurkan Creative OS, Revolusi Fitur AI yang Ubah Dunia Desain Digital

Selain struktur dasar, menambahkan detail teknis juga sangat penting. Detail ini mencakup panjang tulisan, format yang diinginkan, gaya bahasa, hingga kata kunci yang perlu dimasukkan.

Contoh instruksi teknis yang umum digunakan antara lain:

Google Play Store Kini Punya Fitur Ulasan AI, Pengguna Bisa Tahu Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Sekilas
  • Panjang tulisan: “Tuliskan artikel 800 kata.”

  • Format: “Gunakan format artikel dengan subjudul H2 dan poin-poin bullet.”

  • Gaya bahasa: “Tulis dengan gaya jurnalistik, jelas, dan mudah dipahami.”

  • Keyword: “Fokus pada kata kunci tertentu agar sesuai SEO.”

Detail teknis berfungsi sebagai pagar yang membatasi ruang kerja AI. Tanpa batasan ini, hasil yang keluar sering kali terlalu umum atau melenceng dari kebutuhan.


4. Bedakan Prompt Jelas dan Prompt Kabur

Salah satu kesalahan paling umum adalah menulis prompt yang terlalu kabur. Sebagai ilustrasi, perhatikan perbedaan berikut:

  • Prompt kurang jelas: “Buat artikel tentang bisnis.”

  • Prompt jelas: “Bertindaklah sebagai penulis konten SEO. Tuliskan artikel sepanjang 1000 kata tentang 8 Fitur Unggulan Mekari Qontak untuk Meningkatkan Performa Bisnis. Gunakan bahasa mudah dipahami, sertakan kata transisi, dan jaga kepadatan keyword. Artikel ditujukan untuk pebisnis kecil hingga menengah.”

Dari contoh tersebut terlihat jelas, instruksi yang detail akan memudahkan AI menghasilkan tulisan yang lebih relevan, sementara prompt yang kabur cenderung menghasilkan jawaban yang terlalu umum.


5. Tambahkan Instruksi Tambahan

Supaya hasil lebih rapi, kita bisa menambahkan instruksi lanjutan. Misalnya:

  • “Gunakan heading H2 dan H3 untuk subjudul.”

  • “Buat poin-poin dengan bullet agar lebih mudah dipahami.”

  • “Sertakan contoh nyata dalam setiap penjelasan.”

  • “Hindari penggunaan garis pemisah.”

Instruksi tambahan ini sering kali menjadi pembeda antara konten biasa dan konten yang rapi serta profesional. Semakin rinci arahan yang diberikan, semakin sedikit pula revisi yang dibutuhkan di kemudian hari.


6. Jangan Ragu Melakukan Refinement

Meskipun sudah menulis prompt dengan detail, terkadang hasil AI belum sesuai ekspektasi. Dalam kondisi ini, jangan ragu untuk melakukan refinement atau perbaikan prompt.

Misalnya, jika hasil terlalu santai, kita bisa mengoreksi dengan instruksi: “Tulis ulang dengan gaya lebih formal dan hindari metafora.” Dengan mengulangi proses revisi ini, kita bisa menemukan kombinasi prompt yang paling pas.

Halaman Selanjutnya
img_title