Koleksi Jam Tangan Mewah Ahmad Sahroni Dijarah, Bocah Pamer di Medsos
- lifehack
Kehadiran jam tangan supermahal ini mempertegas citra Sahroni sebagai “Sultan Priok”, julukan yang sudah melekat padanya berkat gaya hidup glamor.
Mengapa Koleksi Ini Menarik?
Ada beberapa alasan mengapa koleksi jam tangan milik Sahroni menjadi topik hangat, terutama setelah peristiwa penjarahan. Pertama, nilai investasi yang dimilikinya sangat tinggi. Jam tangan yang ia beli belasan tahun lalu kini naik berkali lipat nilainya. Hal ini membuktikan bahwa jam tangan mewah tidak sekadar simbol status sosial, tetapi juga aset yang terus berkembang seiring waktu.
Kedua, koleksi ini memperlihatkan gaya hidup mewah seorang pejabat publik. Memakai jam tangan bernilai miliaran rupiah tentu memberi kesan flamboyan sekaligus menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Bagi sebagian orang, hal ini dianggap sebagai pencapaian dan kebanggaan. Namun bagi yang lain, gaya hidup semacam itu terasa berlebihan, terutama ketika diperlihatkan di tengah situasi sosial yang tidak merata.
Ketiga, peristiwa penjarahan membuat koleksi jam tangan ini semakin menjadi perhatian media. Publik tidak hanya membicarakan nilainya, tetapi juga bagaimana barang-barang mewah itu bisa dengan mudah berpindah tangan, bahkan sempat dipamerkan oleh anak-anak di media sosial.
Kontroversi yang Sulit Dihindari
Kehidupan Ahmad Sahroni memang tidak pernah lepas dari sorotan. Sebagai anggota DPR sekaligus pengusaha sukses, ia kerap tampil dengan gaya hidup mewah, mulai dari mobil sport, motor gede, hingga jam tangan eksklusif. Koleksi jam tangan Richard Mille yang dimilikinya hanya salah satu bagian kecil dari harta benda yang sering ia pamerkan ke publik.
Namun, momen penjarahan di rumahnya menimbulkan sisi lain dari koleksi tersebut. Alih-alih hanya menjadi simbol kemewahan, jam tangan itu justru berubah menjadi simbol kontroversi. Publik bertanya-tanya bagaimana mungkin barang mewah bernilai miliaran rupiah bisa dengan mudah dijarah, bahkan dipamerkan tanpa rasa bersalah oleh anak-anak.
Fenomena ini juga memperlihatkan betapa tajamnya jurang sosial di masyarakat. Di satu sisi, ada figur publik dengan koleksi jam tangan seharga belasan miliar rupiah. Di sisi lain, ada anak-anak yang melihat barang tersebut sebagai sesuatu yang sangat asing, lalu merasa bangga bisa memamerkannya meski bukan milik mereka.