Bongkar! 7 Senjata Rahasia Iran yang Bisa Bikin Israel Kewalahan
- lifeworks
Kekuatan Laut, dari Rudal Anti-Kapal hingga Kapal Cepat
Selain ancaman dari udara, Iran juga memiliki cara untuk menekan lawan melalui laut. Angkatan laut Iran dikenal menggunakan rudal anti-kapal seperti Noor dan Qader. Dengan rudal ini, mereka bisa menargetkan kapal perang maupun jalur pelayaran penting.
Taktik kapal cepat dan ranjau laut juga menjadi bagian dari strategi asimetris Iran. Ditambah lagi, mereka mengembangkan drone laut yang mampu memberikan kejutan di perairan. Semua ini bertujuan menciptakan risiko besar bagi kapal-kapal Israel atau sekutunya di kawasan Teluk dan Mediterania.
Pertahanan Udara dan Radar, Perisai Melawan Serangan
Iran sadar betul bahwa memiliki serangan mematikan saja tidak cukup. Mereka juga membutuhkan sistem pertahanan untuk melindungi aset dalam negeri. Karena itu, Teheran mengembangkan sistem pertahanan udara seperti Bavar-373. Ada pula laporan bahwa Iran mendapatkan perangkat radar dan sistem tambahan dari Rusia, termasuk S-300.
Meskipun belum jelas seberapa efektif sistem ini dalam menghadapi serangan udara besar-besaran, keberadaan teknologi ini menunjukkan keseriusan Iran dalam membangun lapisan pertahanan. Tujuannya sederhana: memperlambat, mempersulit, dan jika mungkin menangkis serangan musuh.
Infrastruktur Militer yang Sulit Dihancurkan
Salah satu strategi Iran adalah memastikan aset militernya tidak mudah dimusnahkan dalam satu serangan. Karena itu, mereka berinvestasi pada peluncur seluler, fasilitas bawah tanah, serta basis-basis yang tersembunyi.
Dengan sistem ini, rudal bisa dipindahkan secara cepat, membuat musuh kesulitan memprediksi lokasi peluncuran. Basis bawah tanah yang tersebar juga menambah daya tahan Iran dalam menghadapi kemungkinan serangan awal dari Israel atau sekutunya.
Perang Tidak Langsung, Andalkan Jaringan Proxy
Selain kekuatan militer konvensional, Iran juga memiliki pengaruh besar lewat jaringan kelompok yang didukungnya di berbagai kawasan. Hizbullah di Lebanon, kelompok-kelompok di Irak dan Suriah, hingga Houthi di Yaman sering disebut sebagai bagian dari “proxy” Iran.
Peran kelompok-kelompok ini sangat strategis. Mereka bisa melakukan serangan terhadap target Israel atau kepentingan sekutu Barat di wilayah masing-masing. Dengan begitu, Iran dapat memperluas medan konflik tanpa harus mengirim langsung pasukan utamanya.