Guncang Timur Tengah! Pakistan dan Saudi Resmi Sepakat Bersatu Hadapi Ancaman Kekuatan Israel
- lifeworks
Pada pertengahan September 2025, dunia internasional menyoroti langkah penting yang diambil oleh Pakistan dan Arab Saudi. Kedua negara sepakat menandatangani perjanjian pertahanan strategis atau yang dikenal dengan nama Strategic Mutual Defense Agreement. Kesepakatan ini disebut sebagai salah satu tonggak baru dalam hubungan bilateral mereka yang telah terjalin lama.
Perjanjian ini ditandatangani pada 17 September 2025, dan segera memunculkan beragam analisis di kawasan maupun di panggung global. Pasalnya, pakta tersebut menyatakan bahwa setiap serangan terhadap salah satu pihak akan dianggap sebagai serangan terhadap keduanya. Dengan kata lain, Pakistan dan Arab Saudi siap saling membela jika salah satunya menjadi korban agresi.
Komitmen Pertahanan Bersama
Secara resmi, isi perjanjian menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan meningkatkan kemampuan deterrence atau pencegahan terhadap ancaman. Ini bukan sekadar simbol politik, melainkan sebuah langkah nyata yang memperlihatkan tekad Riyadh dan Islamabad untuk membangun fondasi keamanan bersama.
Menariknya, pejabat dari kedua belah pihak menekankan bahwa kesepakatan ini bukanlah reaksi spontan terhadap satu insiden tertentu. Sebaliknya, pakta ini merupakan bentuk institusionalisasi dari hubungan militer yang sudah berlangsung puluhan tahun. Dengan kata lain, kerja sama ini memperkuat jaringan lama yang selama ini lebih banyak dilakukan secara informal.
Payung Nuklir Pakistan
Salah satu poin yang paling banyak diperbincangkan adalah pernyataan Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif. Ia menegaskan bahwa kemampuan nuklir negaranya “akan dibuat tersedia” bagi Arab Saudi jika situasi mendesak. Meski pernyataan ini tidak secara eksplisit tertulis dalam dokumen perjanjian, hal tersebut memberi sinyal kuat bahwa Saudi kini berada di bawah semacam payung nuklir de facto dari Pakistan.
Namun, sumber resmi juga menekankan bahwa senjata nuklir tidak secara langsung disebut dalam kesepakatan ini. Artinya, meskipun ada nuansa “perlindungan nuklir”, pakta pertahanan tetap berfokus pada kerja sama konvensional. Kendati demikian, banyak pengamat menilai langkah ini berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan Timur Tengah, terutama karena Pakistan adalah salah satu negara dengan kemampuan nuklir yang sudah teruji.