Bukan Cuma Ducati, Ada Peran Rossi dalam Kebangkitan Bagnaia di Motegi

Kemenangan Francesco Bagnaia di MotoGP Jepang 2025
Sumber :
  • Motogp

Francesco Bagnaia tampil luar biasa di MotoGP Jepang 2025. Pembalap Ducati Lenovo itu sukses mendominasi dua hari penuh, mulai dari sprint race hingga balapan utama. Bahkan, ia melakukannya dengan start dari pole position. Namun, di balik gemilangnya performa Bagnaia, terselip peran besar dari legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi, melalui timnya VR46.

Media China Curiga Timnas Indonesia Ikut Jepang Keluar dari AFC, Peluang ke Piala Dunia Bisa Terbuka Lebar

Kabar ini akhirnya terkonfirmasi langsung dari Direktur Tim Pertamina Enduro VR46, Alessio “Uccio” Salucci. Ia mengakui bahwa Bagnaia sempat mencoba motor Desmosedici GP24 milik Franco Morbidelli ketika menjalani tes di Sirkuit Misano. Momen tersebut diduga menjadi titik balik kebangkitan Bagnaia, yang sebelumnya kesulitan menemukan ritme dengan motor GP25.

Perubahan Signifikan Usai Tes Misano

Media China Sindir Timnas Indonesia: Keluar dari AFC Pun Tak Menjamin Lolos ke Piala Dunia

Sepanjang musim 2025, Bagnaia sering mengeluhkan masalah pada bagian depan motornya. Ia bahkan menyebut balapan di GP San Marino sebagai “bencana” setelah tertinggal jauh dari para rival. Namun, situasi berubah drastis setelah tes Misano.

Dalam sesi itu, Bagnaia mengaku mendadak menemukan kembali kecepatan yang hilang. Catatan waktunya melonjak hingga 0,7 detik per lap dibandingkan balapan di San Marino. Spekulasi pun merebak: apakah Bagnaia sebenarnya beralih ke setelan GP24, lalu memadukannya dengan mesin GP25?

India Beri Kejutan! Ramai Isu Gabung ke AFC Tandingan Usai Jepang dan Indonesia Buka Jalan

Menjawab rumor tersebut, Uccio Salucci tak menampik. “Kami mencoba sesuatu. Ducati meminta bantuan, dan karena kami ini keluarga—keluarga Ducati, keluarga VR46—maka kami membantu sedikit di hari Senin saat tes Misano,” ungkapnya dikutip dari Crash, Sabtu (4/10/2025).

Salucci menambahkan, “Pecco sempat mencoba motor Morbidelli. Setelah tes selesai, motornya kembali ke garasi kami. Apa yang terjadi setelah itu, saya sendiri tidak tahu.”

Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa GP24 menjadi referensi penting dalam menemukan solusi teknis untuk Bagnaia. Meski begitu, aturan homologasi MotoGP tetap berlaku, sehingga Bagnaia tidak bisa mengganti mesin GP25 dengan GP24 sepenuhnya. Untungnya, mesin GP25 diketahui masih memiliki banyak kesamaan dengan pendahulunya, hanya saja ada penyesuaian kecil pada daya tahan.

Bagnaia Pilih Bungkam

Meski rumor makin kencang, Bagnaia memilih tak terlalu banyak bicara. Ketika ditanya langsung soal isu dirinya menjajal motor Morbidelli, juara dunia dua kali itu hanya memberi jawaban diplomatis.

“Yang jelas, di Misano kami mencoba beberapa hal berbeda. Beberapa di antaranya memberi saya rasa percaya diri dan performa lebih, seperti yang pernah saya rasakan di masa lalu,” ujarnya singkat.

Komentar ini makin memperkuat spekulasi bahwa ada elemen dari GP24 yang diadopsi dalam motornya saat tampil di Motegi. Bahkan, Salucci sendiri sempat kaget ketika kutipannya tentang Bagnaia muncul di layar TV paddock saat sesi latihan bebas pertama. Kala itu, Bagnaia hanya berada di posisi ke-17, namun tak lama setelahnya ia bangkit dan menampilkan performa mengesankan.

Emosi yang Campur Aduk

Keberhasilan Bagnaia merebut kemenangan ganda di Jepang ternyata menyisakan rasa emosional. Ia mengaku sangat senang bisa kembali kompetitif, tapi di sisi lain ada perasaan marah.

“Saya senang sekali, tapi juga marah. Karena sebenarnya ini bisa dilakukan sejak awal musim,” kata Bagnaia usai balapan.

Wajar jika Bagnaia merasa demikian. Sejak awal musim, ia terus bergelut dengan performa motor yang tidak konsisten. Baru setelah tes di Misano, ia benar-benar menemukan solusi yang membuatnya kembali ke jalur kemenangan.

Persaingan Ketat di Klasemen

Kemenangan di Jepang membuat posisi Bagnaia di klasemen kembali menguat. Ia kini menempati peringkat ketiga, setelah sebelumnya terlempar akibat hasil buruk di beberapa seri awal. Meski begitu, gelar juara dunia MotoGP 2025 sudah tak bisa ia rebut.

Gelar tersebut telah dikunci rekan setimnya, Marc Marquez, yang tampil stabil sepanjang musim. Sementara itu, Alex Marquez yang menggunakan motor GP24 berada di posisi kedua klasemen dan menjadi rival terdekat Bagnaia dalam perebutan runner-up.

Kondisi ini membuat Bagnaia memiliki motivasi ekstra untuk seri berikutnya. MotoGP Mandalika 2025, yang digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB pada 3-5 Oktober, akan menjadi panggung pembuktian apakah kebangkitannya benar-benar berkelanjutan.

Peran Besar Valentino Rossi

Kisah ini menunjukkan bagaimana pengaruh Valentino Rossi masih terasa kuat di MotoGP, meski ia sudah pensiun dari balapan. Tim VR46 yang ia dirikan bukan hanya mencetak talenta baru seperti Marco Bezzecchi atau mendukung Franco Morbidelli, tapi juga ikut berkontribusi dalam kebangkitan Bagnaia.

Rossi, yang dikenal sebagai mentor bagi banyak pembalap Italia, kembali membuktikan betapa luas jangkauan pengaruhnya di dunia balap. Dukungan teknis dan solidaritas tim VR46 kepada Ducati menegaskan bahwa MotoGP bukan hanya soal rivalitas, melainkan juga kolaborasi untuk menjaga daya saing pabrikan.

Mandalika Jadi Panggung Ujian

Kini, sorotan akan tertuju ke Indonesia. Bagnaia diyakini akan tampil habis-habisan di Mandalika, terutama karena ia merasa punya sesuatu untuk dibuktikan. Dengan kondisi motor yang lebih stabil, publik menantikan apakah ia bisa mengulangi dominasinya seperti di Motegi.

Balapan di Lombok juga akan menjadi ajang pembuktian bagi Ducati, apakah solusi teknis hasil “campur tangan Rossi” benar-benar ampuh di semua sirkuit atau hanya cocok di trek tertentu. Jika Bagnaia berhasil menang lagi, bukan tidak mungkin ia akan menutup musim 2025 dengan catatan manis, meski titel juara dunia sudah terlepas dari genggamannya.

Pada akhirnya, kemenangan Bagnaia di Jepang bukan sekadar kemenangan pribadi. Ada kisah solidaritas, kerja sama tim, dan sentuhan tangan seorang legenda. Valentino Rossi, lewat tim VR46, sekali lagi menunjukkan bahwa warisannya di MotoGP tak pernah padam.