Media Inggris Sudah Ramalkan Kegagalan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, Kini Jadi Kenyataan
- x.com
Gadget – Nasib Patrick Kluivert di kursi pelatih Timnas Indonesia tampaknya sudah bisa ditebak sejak awal. Media Inggris The Guardian sembilan bulan lalu telah menulis prediksi tentang kemungkinan kegagalan pelatih asal Belanda itu, dan kini, ramalan tersebut mulai terbukti.
Timnas Indonesia membuka perjalanan di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan hasil pahit. Menghadapi Arab Saudi, skuad Garuda menyerah 2-3 dalam pertandingan yang berlangsung sengit.
Dua gol dari Kevin Diks sempat memberi harapan, namun gol-gol dari Saleh Abu Al Shamat dan Firas Al-Buraikan memastikan Indonesia pulang tanpa poin. Hasil ini membuat situasi semakin sulit bagi Kluivert dan pasukannya.
Untuk menjaga peluang lolos ke Piala Dunia 2026, Indonesia kini harus menang atas Irak dengan selisih minimal dua gol. Tantangan berat ini datang di tengah sorotan publik yang makin tajam terhadap keputusan dan strategi Kluivert.
Ramalan The Guardian Jadi Nyata
Menariknya, keraguan terhadap Patrick Kluivert bukan hal baru. Pada 14 Januari 2025, media Inggris The Guardian sempat menulis artikel yang secara halus mempertanyakan kapabilitas sang pelatih ketika baru tiba di Jakarta.
“Dulu, penggemar Asia menyambut kedatangan mantan pemain terkenal, tetapi sekarang semua tahu bahwa nama besar tidak menjamin kesuksesan,” tulis The Guardian.
Media tersebut bahkan menyoroti contoh nyata pelatih terkenal yang gagal di Asia, seperti Jurgen Klinsmann di Korea Selatan dan Philippe Troussier di Vietnam.
Setelah itu, The Guardian menyinggung langsung nama Kluivert, dengan kalimat yang kini terasa seperti ramalan yang jadi kenyataan:
“Ada kekhawatiran atas Kluivert, yang pengalaman melatihnya tidak seberapa dibandingkan dengan karier bermainnya yang cemerlang.”
Lebih lanjut, The Guardian mengingatkan bahwa meski Kluivert pernah menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda dan bekerja bersama Clarence Seedorf di Kamerun, pengalaman tersebut belum cukup menjadi jaminan sukses di level internasional.
“Ia juga pernah bertugas sebentar di Curaçao,” tambah The Guardian dalam laporannya.
Keputusan dan Kritik yang Makin Menumpuk
Kritik terhadap Patrick Kluivert makin deras setelah kekalahan dari Arab Saudi. Banyak penggemar menilai pemilihan pemain seperti Beckham Putra, Marc Klok, hingga Yakob Sayuri tidak tepat untuk laga besar sekelas itu.
Di media sosial, warganet dan pengamat sepak bola menuding Kluivert belum mampu menemukan formula ideal untuk memaksimalkan potensi pemain naturalisasi dan lokal. Bahkan beberapa pernyataannya dalam konferensi pers dianggap menunjukkan bahwa ia belum memahami karakter tim dan atmosfer sepak bola Indonesia.
Padahal, ketika pertama kali diumumkan oleh PSSI, kedatangan Kluivert disebut sebagai langkah bersejarah. Ia digadang-gadang akan membawa era baru dan menjadi bagian dari “gerbong pelatih terbaik sepanjang sejarah Timnas Indonesia.”
Namun kenyataan di lapangan berbeda jauh. Setelah dua pertandingan melawan Arab Saudi yang sebelumnya berakhir tanpa kekalahan, kini catatan itu patah di bawah asuhannya. Hasil tersebut membuat publik mulai meragukan arah kepelatihan sang legenda Belanda ini.
Kluivert memang datang ke Indonesia dengan reputasi besar sebagai mantan bintang Barcelona dan Ajax Amsterdam. Namun karier kepelatihannya tidak secerah masa bermainnya.
Sejak memulai karier di dunia manajerial, ia lebih banyak berperan sebagai asisten pelatih, bukan pelatih utama. Pengalaman singkat di Curaçao pun tak cukup menggambarkan kemampuannya memimpin tim nasional dengan tekanan besar seperti Indonesia.
Kini, dengan situasi kualifikasi yang semakin berat, ujian sesungguhnya bagi Patrick Kluivert dimulai. Tidak hanya soal taktik, tetapi juga bagaimana ia membangun kepercayaan pemain dan publik yang mulai goyah.
Kekalahan dari Arab Saudi bukan hanya soal hasil, tetapi juga mental dan arah permainan. Banyak pihak menilai struktur permainan Timnas Indonesia di bawah Kluivert masih belum solid, terutama dalam transisi bertahan.
Beberapa analis sepak bola nasional menilai, Kluivert terlalu cepat mengubah pola permainan yang dibangun oleh pelatih sebelumnya. Akibatnya, pemain tampak kebingungan dalam menjalankan instruksi di lapangan.
Kini, laga kontra Irak akan menjadi momen pembuktian. Jika kembali gagal, bukan tak mungkin PSSI mulai meninjau ulang masa depan Kluivert di kursi pelatih Timnas Indonesia — sesuai dengan ramalan awal The Guardian yang kini tampak kian nyata.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid | 
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA | 
| Google News | Gadget | 
 
	         
             
           
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
              
     
     
     
     
     
     
                   
                   
                   
                   
                   
     
     
     
     
     
    