Omongan Anak Shin Tae-yong Terbukti! Timnas Indonesia Hancur Setelah Ditinggal Sang Ayah

Shin Jae-won dan Shin Tae-yong
Sumber :
  • Instagram

Oscar Garcia, Eks Barcelona yang Dekat dengan Cruyff Siap Tangani Timnas Indonesia

Kritik Pedas untuk PSSI

Tidak berhenti di situ, Shin Jae-won juga menyinggung cara PSSI memperlakukan Shin Tae-yong selama lima tahun terakhir.
Ia menulis:

Kabar Baik Timnas U-17! Honduras Kehilangan Bintang Eks Juventus, Nova Arianto Optimis Garuda Muda Lolos

“Banyak yang mau aku katakan tentang bagaimana PSSI memperlakukan ayahku selama lima tahun, tapi aku akan tetap diam. Dia sudah membawa Indonesia sejauh ini, dan begini kalian memperlakukannya. Kerja bagus PSSI, kalian akan menyesal.”

Kata-kata itu kini terasa relevan dengan kondisi terkini.
Alih-alih meningkat, performa Timnas Indonesia justru menurun drastis di tangan Patrick Kluivert.
Peringkat FIFA turun, bahkan sempat disalip Malaysia, yang selama ini selalu jadi rival utama di Asia Tenggara.

Dibuang Patrick Kluivert, Egy Maulana Vikri Bikin Geger Asia Usai Bawa Dewa United Menang Besar

Pencapaian Shin Tae-yong yang Terlupakan

Fakta lain yang disorot publik adalah kontribusi besar Shin Tae-yong selama lima tahun memimpin Timnas Indonesia.
Di bawah arahannya, Garuda naik lebih dari 50 peringkat di ranking FIFA dan menembus babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia — capaian yang belum pernah diraih sejak era 1980-an.

Shin juga dikenal berhasil membangun fondasi tim muda yang solid, melahirkan pemain seperti Asnawi Mangkualam, Marselino Ferdinan, hingga naturalisasi strategis seperti Jordi Amat dan Jay Idzes.
Namun semua itu seakan tak dihargai ketika keputusan pemecatan diumumkan.

Shin Jae-won bahkan menuliskan kembali pesan emosionalnya kala itu:

“Ayah sudah bekerja keras sejauh ini, dia telah melakukan yang terbaik untuk Indonesia.”


Timnas Indonesia Kehilangan Arah Tanpa Shin Tae-yong

Kini, ucapan itu menjadi kenyataan. Timnas Indonesia terlihat kehilangan arah, bukan hanya dari sisi taktik, tapi juga mental bertanding.
Kluivert yang digadang-gadang membawa gaya sepak bola modern ala Eropa, justru belum mampu menularkan karakter juang yang kuat seperti era sebelumnya.

Dari hasil analisis pasca kekalahan di Round 4, terlihat bahwa lini belakang terlalu rapuh, transisi lambat, dan minim kreativitas di sektor tengah.
Padahal, di era Shin Tae-yong, Timnas Indonesia dikenal memiliki organisasi permainan yang disiplin dan agresif.


Kini publik menuntut evaluasi total.
Bukan hanya dari sisi pelatih, tapi juga dari kebijakan PSSI yang dinilai terlalu cepat mengambil keputusan emosional.
Sementara itu, sebagian fans justru berharap agar Shin Tae-yong bisa kembali suatu saat nanti — setidaknya untuk memperbaiki pondasi yang kini tampak rapuh.

Halaman Selanjutnya
img_title