Ragnar Oratmangoen Tak Langsung Pulang Usai Timnas Kalah, Pilih Pergi “Mengadu” ke Tanah Suci
- Timnas Indonesia
Gadget – Ragnar Oratmangoen menjadi salah satu sorotan setelah tampil kembali membela Timnas Indonesia dalam laga penentuan melawan Irak di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan yang digelar di King Abdullah Sports City, Jeddah, itu menjadi ajang penting bagi skuad asuhan Patrick Kluivert untuk menjaga asa menuju Piala Dunia.
Namun, harapan itu pupus setelah Timnas Indonesia kalah tipis 0-1 dari Irak lewat gol tunggal Zidane Iqbal di babak kedua. Kekalahan tersebut menutup perjalanan panjang Garuda di ajang kualifikasi.
Suasana di lapangan penuh keharuan. Beberapa pemain seperti Thom Haye tak kuasa menahan air mata, bahkan jatuh tersungkur di pelukan rekan setimnya. Sementara itu, Ragnar yang masuk pada babak kedua tampak kecewa meski tetap menunjukkan ketenangan.
Pemain kelahiran Belanda berdarah Maluku itu sejatinya menjadi salah satu andalan Kluivert untuk memperkuat lini serang Garuda. Meski tak mencetak gol atau assist, pergerakan Ragnar dalam membuka ruang dan menekan pertahanan Irak sangat membantu tim. Namun, malam itu keberuntungan berpihak pada lawan.
Dari Lapangan Hijau ke Tanah Suci
Story Ragnar Oratmangoen
Yang membuat publik terkejut bukan hanya hasil di lapangan, melainkan langkah yang diambil Ragnar usai pertandingan. Alih-alih langsung pulang bersama rombongan Timnas, Ragnar justru memilih pergi ke Masjidil Haram di Makkah.
Melalui unggahan di Instagram Story, pemain berusia 27 tahun itu memperlihatkan dirinya tengah berada di pelataran Ka'bah pada dini hari waktu Indonesia. Unggahan tersebut menampilkan suasana hening, penuh doa, dan caption sederhana berupa emoji hati dengan perban — seolah menggambarkan hati yang sedang terluka namun tetap bersyukur.
Unggahan itu langsung menyentuh hati banyak penggemar. Banyak yang menilai langkah Ragnar sebagai bentuk introspeksi diri dan keikhlasan menerima hasil. Di tengah kekecewaan besar yang melanda publik Indonesia, sikap religiusnya dianggap sebagai contoh kedewasaan dan ketenangan batin seorang atlet.
“Dia tidak hanya bermain dengan hati, tapi juga tahu ke mana harus bersandar ketika kecewa,” tulis salah satu komentar penggemar di media sosial.