PSSI Bisa Tekor Besar, Ini Jumlah Pesangon Fantastis Jika Pecat Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia

Patrick Kluivert
Sumber :
  • tvonenews.com

Gadget – Nasib pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, kini berada di persimpangan jalan. Setelah gagal membawa Skuad Garuda melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026, tekanan publik terhadap PSSI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh kian kuat. Namun di balik isu pemecatan ini, muncul pertanyaan penting: berapa besar uang yang harus disiapkan PSSI jika memutus kontrak Kluivert lebih awal?

Media Vietnam Kaget: PSSI Tunjuk Indra Sjafri Gantikan Pelatih Asing Jelang SEA Games 2025

Dari laporan berbagai sumber, PSSI mengontrak pelatih asal Belanda itu selama dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun tambahan. Nilai kontrak Kluivert disebut sangat tinggi, mencapai Rp1,3–Rp1,5 miliar per bulan, atau sekitar Rp18 miliar per tahun. Dengan durasi dua tahun, total kontrak diperkirakan bisa menembus Rp36 miliar.

Artinya, jika PSSI memutus kontrak lebih cepat, lembaga sepak bola nasional itu wajib membayar pesangon sesuai sisa kontrak. Hingga pertengahan Oktober 2025, Kluivert baru bekerja sekitar sembilan hingga sepuluh bulan. Dengan demikian, masih tersisa sekitar 14–15 bulan kontrak yang belum dijalani.

PSSI Tekor Ratusan Miliar! Gaji Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert Bikin Sulit Rekrut Pelatih Dunia

Pesangon Bisa Tembus Rp22 Miliar Lebih

Atep Legenda Timnas Indonesia Desak PSSI Gaet Jurgen Klopp, Bukan Pelatih Belanda Lagi

Berdasarkan perhitungan kasar, jika gaji Patrick Kluivert sebesar Rp1,3 miliar per bulan, maka PSSI harus menyiapkan sekitar Rp18–Rp19,5 miliar untuk menutup sisa kontrak. Namun jika nominalnya mencapai Rp1,5 miliar, total kompensasi bisa melonjak hingga Rp21–Rp22,5 miliar.
Nilai itu belum termasuk potensi klausul penalti atau bonus loyalitas yang mungkin tercantum dalam kontrak pribadi Kluivert. Besarnya jumlah pesangon ini membuat keputusan PSSI untuk memecat eks pemain Barcelona, Ajax Amsterdam, dan AC Milan itu tidak bisa diambil sembarangan.

“Kalau sampai pemutusan kontrak dilakukan sekarang, angka kompensasinya pasti besar. Itu belum termasuk staf dan tim pendukungnya,” ungkap seorang sumber internal yang memahami struktur kontrak pelatih asing di PSSI.


Asisten dan Staf Teknis Juga Bikin Biaya Membengkak

Selain Kluivert, PSSI juga harus memperhitungkan keberadaan jajaran staf pelatih yang tergabung dalam tim kepelatihan Timnas Indonesia. Saat ini, ada tiga asisten pelatih utama yang ikut membantunya, yakni Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg.
Jika pemecatan dilakukan secara menyeluruh, otomatis mereka juga akan menerima kompensasi sesuai perjanjian kerja masing-masing.

Belum lagi keberadaan staf pendukung lain seperti Sjoerd Woudenberg (pelatih kiper), Quentin Jacoba (pelatih fisik), serta dua fisioterapis, Leo Echteld dan Chesley ten Oever. Posisi video analis diisi oleh Jordy Kluitenberg, sementara pengembangan pemain muda ditangani oleh Bram Verbruggen dan Regi Blinker.

Dengan struktur staf yang cukup lengkap ini, biaya pemutusan kontrak bisa berlipat ganda. Jika dihitung total, beban finansial PSSI dapat melonjak jauh di atas Rp25 miliar. Kondisi ini menjadikan opsi mempertahankan Kluivert hingga kontrak berakhir sebagai langkah yang lebih rasional secara ekonomi, meskipun performa Timnas masih jauh dari ekspektasi.


Keputusan Sulit Menanti PSSI

Kini, Erick Thohir dan jajaran pengurus PSSI berada dalam posisi serba salah. Di satu sisi, desakan publik agar Kluivert mundur semakin kuat setelah rentetan hasil negatif di kualifikasi Piala Dunia. Namun di sisi lain, biaya pesangon yang fantastis membuat keputusan ini berisiko besar bagi keuangan federasi.

Beberapa pengamat menilai, PSSI sebaiknya melakukan evaluasi internal menyeluruh sebelum mengambil langkah ekstrem. Ada kemungkinan opsi pemisahan tanggung jawab dilakukan—misalnya mempertahankan Kluivert dalam kapasitas berbeda, seperti penasehat teknis, agar tidak menimbulkan beban keuangan besar.

Bagi sebagian pihak, ini menjadi pelajaran penting tentang transparansi kontrak dan perencanaan jangka panjang federasi. “Kita tidak bisa terus mengulang kesalahan dengan memecat pelatih di tengah jalan. Semua keputusan harus dilandasi hitungan matang,” kata seorang analis sepak bola nasional.


Dengan nilai kontrak mencapai miliaran rupiah dan jajaran staf yang lengkap, PSSI kini menghadapi ujian besar antara ambisi dan realitas finansial. Apapun keputusan akhirnya, nasib Patrick Kluivert akan menjadi tolok ukur baru bagi tata kelola profesional sepak bola Indonesia.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget