Pelatih Irak Bongkar Kejanggalan Lolosnya Arab Saudi ke Piala Dunia 2026: “Aneh dan Tidak Adil!”
- tvonenews.com
Gadget – Pelatih Irak, Graham Arnold, secara terbuka melontarkan kritik tajam terhadap sistem Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang dinilainya tidak adil. Menurutnya, format yang diterapkan oleh AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) memberikan keuntungan besar bagi Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah babak keempat.
Arnold menilai bahwa keistimewaan tersebut berperan besar dalam memastikan langkah mulus Arab Saudi menuju Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Bermain di depan publik sendiri di Jeddah, Arab Saudi berhasil mengamankan tiket otomatis setelah tampil efisien sepanjang babak keempat kualifikasi. Namun di balik euforia itu, Arnold menyebut ada “keanehan” dalam sistem yang diterapkan.
“Saya tidak pernah melihat sistem play-off seperti ini sepanjang karier saya,” ujar Arnold usai laga, dikutip dari media Arriyadiyah. “Ketika saya melatih Australia, pertandingan play-off tidak pernah digelar di negara peserta. Tapi sekarang, dua tim lolos dengan status tuan rumah dan istirahat enam hari. Aneh sekali.”
Tuding AFC Ubah Aturan Secara Mendadak
Arnold mengaku kecewa karena AFC semula menjanjikan bahwa pertandingan babak play-off akan digelar di lokasi netral, seperti Malaysia. Namun, keputusan mendadak justru memberi hak tuan rumah kepada dua tim berperingkat tertinggi—Arab Saudi dan Qatar.
Menurutnya, keputusan itu menciptakan ketimpangan kompetitif, terutama bagi tim yang harus menempuh perjalanan jauh dan hanya punya waktu istirahat tiga hari. Ia menilai faktor ini sangat memengaruhi performa tim-tim seperti Irak dan Oman.
“Tuan rumah bisa beristirahat enam hari, sedangkan kami hanya tiga. Ini bukan sistem yang adil,” tegas Arnold. “Carlos Queiroz (pelatih Oman) pun merasakan hal yang sama.”
Kritikan Arnold menyoroti bagaimana perubahan teknis yang terkesan mendadak justru merugikan tim-tim non-tuan rumah. Ia juga menekankan bahwa turnamen sebesar Kualifikasi Piala Dunia seharusnya menjunjung asas keadilan dan netralitas.
Irak Gagal Tipis, Arab Saudi Lolos dengan Selisih Gol
Dalam pertandingan terakhir melawan Arab Saudi di Jeddah pada Selasa (14/10/2025), Irak harus puas bermain imbang 0-0. Hasil itu membuat mereka mengoleksi empat poin dari dua laga, sama dengan Arab Saudi, namun kalah dalam produktivitas gol.
Arab Saudi unggul karena sebelumnya menang 3-2 atas Timnas Indonesia, sementara Irak hanya menang tipis 1-0 atas lawan yang sama. Dengan keunggulan selisih gol tersebut, Roberto Mancini dan anak asuhnya memastikan tiket langsung ke Piala Dunia 2026.
Arnold mengakui bahwa timnya tampil disiplin dan tidak kebobolan dalam dua pertandingan, namun tetap tersingkir karena aturan yang tidak masuk akal. “Kami tidak kalah, tidak kebobolan, tapi tetap tidak lolos. Itu menunjukkan ada yang salah dalam sistem ini,” katanya dengan nada kecewa.
Meski keras mengkritik sistem, Arnold tetap menunjukkan sportivitasnya. Ia mengapresiasi Arab Saudi yang mampu bermain efektif dan memanfaatkan situasi dengan cerdas.
“Saya harus memberi kredit kepada mereka. Mereka tahu hasil imbang sudah cukup, dan mereka bermain sesuai kebutuhan,” ucapnya.
Arnold juga menyoroti absennya beberapa pemain kunci seperti Ayman Hussein yang membuat daya serang Irak berkurang. Namun, ia tetap menilai pencapaian empat poin dari dua laga tanpa kebobolan sebagai hasil yang positif.
Irak kini mengalihkan fokus ke babak kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana mereka akan menghadapi Uni Emirat Arab dalam format dua leg pada 13 dan 18 November mendatang. Pemenang laga itu akan melaju ke play-off antar-konfederasi FIFA, yang menjadi peluang terakhir menuju panggung dunia.
“Irak selalu melalui jalan yang sulit, tapi kami tidak menyerah. Yang penting adalah lolos ke Piala Dunia, bukan caranya,” pungkas Arnold.
Kontroversi pernyataan Graham Arnold memperlihatkan bahwa isu keadilan dalam sistem kualifikasi AFC masih menjadi perdebatan di Asia. Dengan Arab Saudi dan Qatar mendapat keuntungan sebagai tuan rumah, suara-suara protes seperti dari Irak dan Oman menjadi pengingat bahwa kompetisi seharusnya dijalankan secara seimbang dan transparan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |