Mantan Murid Shin Tae-yong Bongkar Tekanan Usai Kegagalan Kluivert, Target Timnas U-17 di Piala Dunia
- Timnas Indonesia
Gadget – Kegagalan Patrick Kluivert membawa Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026 memunculkan banyak sorotan dan perubahan besar di lingkungan sepak bola nasional. Salah satu yang kini menjadi pusat perhatian adalah Nova Arianto, sosok yang dikenal sebagai mantan murid Shin Tae-yong dan kini dipercaya mendampingi Timnas Indonesia U-17 untuk berlaga di Piala Dunia U-17 2025.
Skuad Garuda senior baru saja menutup perjalanan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan hasil pahit. Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi dan takluk 0-1 dari Irak pada dua laga penting di bulan Oktober 2025. Kekalahan ini bukan hanya menutup mimpi tampil di putaran final, tetapi juga menimbulkan tekanan besar terhadap Kluivert yang baru menjabat sejak Januari.
Desakan mundur untuk mantan bintang Barcelona itu terus menguat di media sosial. Banyak yang menilai gaya bermain Kluivert gagal memberikan arah yang jelas bagi skuad Garuda. Di tengah situasi tersebut, perhatian publik mulai beralih ke tim muda yang akan berjuang di ajang dunia—Timnas U-17 di bawah kendali Nova Arianto.
Fokus Nova Arianto: Tenangkan Pemain dan Nikmati Momen Piala Dunia
Sebagai mantan asisten Shin Tae-yong, Nova memahami betul ekspektasi besar dari suporter Indonesia. Ia menyadari bahwa kegagalan tim senior secara otomatis membuat sorotan publik kini tertuju pada tim U-17.
“Dengan kondisi kemarin tim senior gagal lolos, ekspektasi pasti mengarah ke kami. Tapi saya berharap pemain bisa menikmati prosesnya dan tidak terbebani,” ujar Nova saat sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Eks bek Persib Bandung itu menegaskan bahwa para pemain muda harus tampil tanpa tekanan. Ia menilai pengalaman tampil di Piala Dunia U-17 merupakan kesempatan berharga yang seharusnya disambut dengan rasa bangga dan antusias.
“Saya tahu tekanannya besar, tapi saya ingin pemain lebih enjoy dan menikmati pertandingan. Karena turnamen ini adalah ajang tertinggi di usia mereka,” tambahnya.
Target Realistis: Lolos Fase Grup Tanpa Beban
Ketika ditanya mengenai target di Piala Dunia U-17 2025, Nova mengaku tak ingin membebani skuadnya dengan ekspektasi muluk. Ia hanya berharap Garuda Asia mampu melangkah dari fase grup dan menampilkan performa terbaik di lapangan.
“Kalau dari saya pribadi, targetnya sederhana: bisa lolos dari grup. Tapi saya tidak mau memberikan tekanan berlebih. Yang penting pemain menikmati pertandingan,” ucapnya.
Menariknya, hingga kini PSSI belum menetapkan target resmi untuk skuad muda tersebut. “Sepertinya dari PSSI belum ada target pasti,” kata Nova. Pernyataan ini menunjukkan pendekatan realistis yang lebih menekankan pembinaan dan mental bermain sehat bagi para pemain muda.
Dalam turnamen nanti, Timnas Indonesia U-17 tergabung di Grup H bersama tiga tim kuat: Brasil, Honduras, dan Zambia. Untuk melangkah ke babak 32 besar, Indonesia harus finis di dua besar klasemen grup, atau berpeluang lolos sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik.
Kendati lawan-lawan di Grup H tergolong tangguh, Nova menilai keikutsertaan di ajang dunia ini sudah menjadi prestasi luar biasa bagi sepak bola Indonesia. “Piala Dunia U-17 adalah panggung untuk menunjukkan kualitas pemain muda kita. Ini bukan soal menang atau kalah, tapi tentang pengalaman dan mental bertanding,” tuturnya.
Nama-nama seperti Mathew Baker, Jens Raven, dan Dony Tri Pamungkas disebut-sebut akan menjadi tulang punggung tim dalam ajang tersebut. Nova berharap para pemain diaspora dan lokal dapat saling melengkapi, menciptakan keseimbangan antara teknik dan semangat juang khas Indonesia.
Di tengah tekanan publik akibat kegagalan tim senior, sosok Nova Arianto tampil sebagai figur yang menenangkan. Didikan langsung dari Shin Tae-yong membuatnya memahami pentingnya disiplin, mental kuat, dan keseimbangan emosional di lapangan.
Jika Nova berhasil membawa Timnas U-17 tampil solid dan berkarakter, bukan tidak mungkin ia akan menjadi figur penting dalam regenerasi kepelatihan Indonesia di masa depan—melanjutkan warisan filosofi kerja keras yang dulu ia pelajari dari Shin Tae-yong.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |