Mauro Zijlstra Ungkap Suasana Sunyi Ruang Ganti Timnas Indonesia: “Semua Terdiam, Banyak yang Menangis”

Mauro Zijlstraa
Sumber :
  • tvonenews.com

Gadget – Kegagalan Timnas Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 masih menjadi sorotan. Dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1) membuat skuad Garuda finis di dasar klasemen tanpa satu poin pun.
Kondisi ini menimbulkan beragam reaksi, termasuk dari striker muda Mauro Zijlstra, yang kini memperkuat FC Volendam di Belanda. Dalam wawancara eksklusif bersama media Belanda ESPNNL, pemain berusia 20 tahun itu mengaku kecewa berat dengan hasil yang diraih tim nasional.

Belum Ada Rapat, Belum Ada Nama! PSSI Bantah Kencang Isu Pelatih Baru Timnas

“Kami tahu itu akan sulit, tapi tetap saja hasilnya mengecewakan. Saya hanya sempat bergabung di dua ronde terakhir, dan semuanya berjalan sangat cepat,” ujar Mauro kepada ESPN Belanda.

Selain soal performa tim, pemain naturalisasi berdarah Bandung itu juga menyoroti keputusan AFC yang menunjuk Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah babak keempat. Menurutnya, hal tersebut terasa tidak adil karena kedua negara tersebut juga menjadi peserta.

Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi

“Agak aneh. Mereka bisa bermain di kandang sendiri, sementara kami harus terbang jauh. Beberapa pemain bahkan baru tiba satu atau dua hari sebelum laga,” ungkap Mauro.
“Tidak ada yang tahu kenapa AFC mengizinkan itu. Tapi kami tetap mencoba mempersiapkan diri sebaik mungkin,” tambahnya.


Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Ruang Ganti Timnas Indonesia: “Semua Sangat Sunyi”

Bagian paling menyentuh dari pengakuan Mauro justru datang ketika ia menceritakan suasana ruang ganti Timnas Indonesia usai kekalahan terakhir melawan Irak.
Menurutnya, semua pemain, termasuk kapten Jay Idzes dan pelatih Patrick Kluivert, tenggelam dalam keheningan.

“Ruang ganti terasa sangat sunyi. Beberapa pemain menunduk, ada yang menangis. Semua sadar, ini adalah kesempatan terakhir untuk lolos ke Piala Dunia,” ucap Mauro dengan nada lirih.
“Setelah itu, pelatih dan kapten berbicara. Mereka menyampaikan rasa terima kasih dan mengingatkan kami untuk tetap bangga atas perjuangan ini.”

Mauro menyebut, momen itu menjadi pengalaman emosional yang tak akan dilupakan sepanjang kariernya. “Kami datang dari jauh, bekerja keras, dan hampir sampai. Tapi sepak bola terkadang kejam,” imbuhnya.

Meski kecewa, pemain FC Volendam tersebut menegaskan komitmennya untuk tetap membela Timnas Indonesia di masa depan. Ia menargetkan tampil lebih baik di ajang Piala Asia 2027 dan berjuang kembali di Kualifikasi Piala Dunia 2030.
“Sekarang fokus kami ke Piala Asia 2027. Masih ada banyak waktu untuk berkembang dan belajar dari kegagalan ini,” kata Mauro tegas.

Halaman Selanjutnya
img_title