Bung Towel Ungkap 3 Syarat Berat Pengganti Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
- ig/@patrickkluivert9
Pelatih yang ideal, kata Bung Towel, adalah mereka yang memahami dinamika sepak bola Asia Tenggara dan bisa mengoptimalkan talenta lokal serta diaspora tanpa mengubah identitas permainan Timnas Indonesia.
3. Realitas Anggaran Jadi Penentu Akhir
Masalah ketiga yang disoroti Bung Towel adalah anggaran PSSI. Menurutnya, sebesar apa pun niat untuk mendatangkan pelatih kelas dunia, semua akan kembali pada kemampuan finansial federasi.
“Apakah anggaran cukup untuk menggaji pelatih berkualitas itu? Karena menyebut nama memang mudah, tapi eksekusinya butuh banyak pertimbangan,” tutur Bung Towel.
Faktor finansial ini sering kali menjadi pembeda antara ambisi dan kenyataan. Jika PSSI tidak menyiapkan dana cukup besar, sulit bagi mereka untuk bersaing mendapatkan pelatih top, apalagi di tengah ketatnya pasar pelatih internasional menjelang tahun kompetisi baru.
Tantangan Struktural di Tubuh Timnas
Selain tiga perkara utama tadi, Bung Towel juga menyinggung kondisi internal Timnas Indonesia yang kini tidak stabil. Setelah Kluivert dan seluruh stafnya dilepas, struktur kepelatihan Garuda kini kosong total.
“Tapi kalau mengejar waktu untuk November, ya berat. Terlalu mepet. Apalagi struktur kepelatihannya sekarang sudah bubar semua,” ucapnya.
Ia menilai Direktur Teknik PSSI, Alexanders Zweirs, kini memegang peran penting dalam menentukan arah tim nasional ke depan. Zweirs harus mampu mengidentifikasi calon pelatih yang sesuai dengan visi jangka panjang sepak bola Indonesia, bukan hanya solusi instan untuk laga uji coba.
Dengan waktu yang terbatas, PSSI harus memutuskan apakah akan menunjuk pelatih sementara (caretaker) untuk menghadapi FIFA Matchday November, atau langsung menunjuk pelatih permanen meski prosesnya mungkin memakan waktu lebih lama.
Jika salah langkah, momentum kebangkitan pasca-Kluivert bisa hilang. Padahal, Timnas Indonesia masih memiliki agenda besar, termasuk persiapan menuju Piala Asia 2027 dan SEA Games 2025 yang menuntut konsistensi pembinaan dari level U-23 hingga senior.
PSSI kini berada di persimpangan: memilih cepat tapi berisiko, atau menunggu demi mendapatkan pelatih yang benar-benar ideal. Apa pun keputusannya, publik sepak bola nasional jelas berharap Skuad Garuda tak lagi terjebak dalam siklus gonta-ganti pelatih tanpa arah.