Patrick Kluivert Resmi Dipecat, Media Belanda Bongkar Nasib Tragis Eks Legenda Ajax di Timnas Indonesia
- x.com
Menurut laporan de Volkskrant, posisi Simon Tahamata tidak akan terpengaruh oleh pemecatan Kluivert. Program pembinaan pemain muda dianggap sebagai pondasi penting dalam visi jangka panjang PSSI.
“Program jangka panjang pembinaan pemain muda tetap berjalan,” tulis de Volkskrant. “Pelatih legendaris asal Belanda Simon Tahamata telah ditunjuk sebagai kepala pencari bakat dan pengembang akademi sepak bola nasional.”
Keputusan mempertahankan Tahamata menjadi sinyal bahwa federasi masih konsisten dengan arah pembinaan yang telah dirancang sejak awal. Meski badai pemecatan mengguncang tim senior, struktur pengembangan usia muda tetap menjadi prioritas utama PSSI.
Dampak Pemecatan Kluivert bagi Timnas Indonesia
Berakhirnya kerja sama dengan Kluivert menjadi babak baru bagi Timnas Indonesia. Sejumlah pengamat menilai, transisi dari Shin Tae-yong ke Kluivert adalah keputusan yang terlalu cepat dan minim adaptasi. Pergantian gaya bermain, strategi, hingga pendekatan terhadap pemain disebut sebagai penyebab menurunnya performa Garuda.
Selain hasil di lapangan, gaya komunikasi Kluivert juga sempat menuai kritik. Ia dianggap belum sepenuhnya memahami karakter sepak bola Indonesia, baik dari sisi pemain lokal maupun atmosfer kompetisi.
PSSI kini menghadapi tantangan baru: mencari pelatih yang tidak hanya berpengalaman di level internasional, tetapi juga memahami konteks sepak bola Asia Tenggara. Nama-nama seperti Park Hang-seo, Srecko Katanec, dan Bojan Hodak disebut-sebut masuk radar.
Meski begitu, langkah cepat PSSI untuk menutup babak Kluivert dianggap sebagai sinyal positif. Federasi dinilai tidak ingin berlama-lama berada dalam situasi stagnan yang bisa menghambat pembangunan tim nasional.
Dengan berakhirnya era Patrick Kluivert, PSSI tampaknya ingin kembali menegaskan arah pembangunan sepak bola Indonesia: fokus pada regenerasi dan pembinaan berkelanjutan. Program akademi dan pencarian bakat yang dipimpin Simon Tahamata kini menjadi ujung tombak strategi federasi.
Langkah ini diharapkan mampu melahirkan lebih banyak pemain muda berkualitas yang siap bersaing di level internasional. Dengan dukungan sistem scouting modern dan kolaborasi dengan klub-klub Liga 1, PSSI berupaya membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan sepak bola nasional.