Batal Bela Timnas Indonesia, 3 Pemain Keturunan Ini Malah Bersinar di Eropa: Kabar Baik Bikin Patrick Kluivert Tersenyum

Mauresmo Hinoke
Sumber :
  • x.com

Meski gagal berseragam merah putih, Hinoke justru tampil gemilang bersama TOP Oss di kompetisi Eerste Divisie Belanda. Ia kini menjadi pemain kunci di sektor sayap, mencatat tiga gol dan satu asis sejauh musim ini berjalan.

Dibuang Patrick Kluivert, Egy Maulana Vikri Bikin Geger Asia Usai Bawa Dewa United Menang Besar

Konsistensinya membuat beberapa klub Eredivisie dikabarkan mulai melirik performanya. Dari yang semula nyaris membela Garuda, Hinoke kini justru naik level di Eropa — bukti bahwa peluang karier tetap terbuka lebar meski gagal dinaturalisasi.


Kabar Baik Timnas U-17! Honduras Kehilangan Bintang Eks Juventus, Nova Arianto Optimis Garuda Muda Lolos

3. Jaden Montnor: Tak Jadi WNI, Kini Bersinar di Liga Eropa

Nama Jaden Montnor tak kalah menarik untuk dibahas. Striker muda ini sebelumnya sempat masuk radar PSSI dan dianggap punya potensi besar sebagai penyerang masa depan Timnas Indonesia. Namun, sama seperti Hinoke, prosesnya kandas karena faktor keturunan yang tidak memenuhi syarat dari FIFA.

AFC Resmi Jatuhkan Sanksi ke PSSI Usai Gagal ke Piala Dunia 2026, Dua Pelanggaran Fatal Terungkap

Meski gagal menjadi WNI, karier Montnor terus menanjak di klub Aris Limassol, peserta Liga Siprus. Ia tampil produktif dengan torehan empat gol dan dua asis, serta membantu timnya bersaing di papan atas klasemen.

Kabar terbaru menyebutkan Montnor berpeluang tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 bersama Timnas Suriname, negara asal keluarganya. Keputusan ini membuatnya tetap berada di jalur internasional, meski bukan bersama Indonesia.

Menariknya, kiprah Montnor di Eropa tak luput dari perhatian fans Indonesia. Banyak yang menilai dirinya tetap layak masuk daftar pantauan bila aturan FIFA kelak memungkinkan perubahan federasi di masa depan.


Kisah tiga pemain ini menjadi refleksi bagi PSSI bahwa proses naturalisasi membutuhkan kehati-hatian dan strategi jangka panjang. Meskipun Patrick Kluivert sempat berharap dapat memanfaatkan potensi para pemain diaspora, keputusan administratif dan regulasi FIFA tetap menjadi kendala utama.

Namun di sisi lain, kesuksesan mereka di Eropa menunjukkan bahwa pemain keturunan Indonesia memiliki kualitas dan daya saing tinggi. Ke depan, peluang kerja sama dengan mereka masih terbuka — entah sebagai pemain, mentor, atau duta pengembangan sepak bola nasional.

Publik kini hanya bisa berharap agar PSSI dapat memaksimalkan potensi pemain yang tersedia, baik di dalam maupun luar negeri, untuk memperkuat fondasi Timnas Indonesia menuju ajang besar seperti Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2027.

Halaman Selanjutnya
img_title