Utang Whoosh Masih Berat Meski Direstrukturisasi 60 Tahun, Ekonom Ajukan Solusi Ini!

Utang Whoosh Masih Berat Meski Direstrukturisasi 60 Tahun, Ekonom Ajukan Solusi Ini!
Sumber :
  • kcic

Gadget – Kesepakatan restrukturisasi pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh selama 60 tahun menjadi perdebatan hangat di kalangan ekonom dan pemerintah. Meskipun skema ini bertujuan untuk mengurangi beban fiskal dalam jangka pendek, sejumlah analis menyebut bahwa langkah tersebut belum cukup untuk menyelesaikan masalah secara fundamental.

Kata-Kata Pelatih Crystal Palace Usai Hancurkan Liverpool 3-0 di Anfield

Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menyoroti kelemahan dari pendekatan restrukturisasi hanya dengan memperpanjang tenor utang. Menurutnya, solusi semacam itu tidak akan mengurangi pokok utang yang tetap harus dibayar.

Kritik terhadap Restrukturisasi Utang Whoosh

Profil Lengkap Oscar Garcia, Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia

Bhima menjelaskan bahwa penambahan tenor utang hingga 60 tahun hanya akan menunda beban tanpa menghapus pokok utang sama sekali. “Kalau restrukturisasi cuma menambah tenor utang, enggak menyelesaikan masalah karena pokok utang masih akan tetap harus dibayar,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (22/10/2025).

Selain itu, tekanan fiskal dalam lima tahun ke depan diprediksi masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Bhima menyarankan agar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), KAI, maupun pemerintah mendorong penghapusan utang atau debt cancellation.

Tablet Rp 2 Jutaan Ini Bikin Kaget! Samsung Galaxy Tab A11 Tahan Update OS 7 Tahun

“Artinya mengurangi beban pokok utang. Pakailah daya tawar bahwa selama ini RI sudah memberikan konsesi smelter nikel kepada China, fasilitas insentif fiskal, masa beban utang enggak dikurangi?” tutur Bhima.

Jika penghapusan utang tidak memungkinkan, Bhima juga mengusulkan alternatif lain berupa debt swap atau pertukaran utang. Contohnya, mempersilakan perusahaan China mengerjakan proyek transit-oriented development (TOD) di kawasan Stasiun Whoosh sebagai bentuk kompensasi atas pengurangan utang.

Operasional Whoosh Masih Belum Maksimal

Peneliti di Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Intrans), Ki Darmaningtyas, menyoroti performa operasional Whoosh yang belum mencapai potensi maksimal. Meskipun jumlah penumpang meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir, pendapatan tiket dan non-tiket masih belum cukup untuk menutup biaya operasional.

Sejak resmi beroperasi pada 17 Oktober 2023, Whoosh telah melayani lebih dari 12 juta penumpang. Puncaknya terjadi pada bulan Juni 2025, dengan 26.770 penumpang dalam satu hari. Namun, bila diasumsikan terisi penuh, Whoosh sebenarnya dapat membawa hingga 36.000 penumpang per hari.

Halaman Selanjutnya
img_title