Guncang Israel! Inilah Deretan Senjata Canggih Rusia yang Kini Dipegang Iran
- lifeworks
Selain di darat dan udara, kemampuan maritim Iran juga diperkuat dengan kehadiran kapal selam Kilo-class, yang dibeli dari Rusia pada era 1990-an hingga 2000-an. Kapal selam diesel-elektrik ini dikenal senyap dan mampu membawa torpedo serta rudal anti-kapal, menjadikannya aset strategis bagi Angkatan Laut Iran di Teluk Persia. Dengan Kilo-class, Iran bisa melakukan operasi laut jarak jauh serta memperkuat kontrol di jalur perdagangan strategis, termasuk Selat Hormuz yang menjadi jalur vital bagi ekspor minyak dunia.
Meski sebagian besar fokus tertuju pada senjata asal Rusia, Iran juga memiliki sejumlah sistem persenjataan buatan dalam negeri yang tak kalah mematikan. Salah satunya adalah keluarga rudal Fateh-110 dan Zolfaghar, dua varian rudal balistik jarak pendek yang dikembangkan sendiri oleh Iran. Rudal ini dikenal memiliki jangkauan hingga ratusan kilometer dan akurasi yang terus meningkat berkat pengembangan teknologi navigasi lokal. Selain menjadi bagian penting dalam strategi pertahanan Iran, rudal-rudal ini juga dilaporkan digunakan untuk memperkuat sekutu-sekutu Teheran di kawasan. Bahkan, laporan terbaru menyebutkan bahwa Iran mengirim sebagian rudal jenis ini ke Rusia pada tahun 2024 untuk mendukung operasi militer di Ukraina.
Tak kalah penting, Iran juga dikenal sebagai salah satu produsen drone tempur atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) terbesar di Timur Tengah. Salah satu yang paling terkenal adalah drone Shahed, yang kerap dijuluki sebagai “drone kamikaze” karena kemampuannya melakukan serangan bunuh diri terhadap target strategis. Drone ini telah digunakan di berbagai konflik, mulai dari Suriah hingga Ukraina, dan diperkirakan juga menjadi bagian dari strategi Iran dalam menghadapi Israel. Fleksibilitas, harga murah, dan kemampuan jangkauannya yang luas menjadikan Shahed sebagai senjata modern yang sulit dideteksi radar.
Namun demikian, seluruh klaim mengenai kerja sama militer Iran dan Rusia tidak selalu dapat dipastikan kebenarannya secara penuh. Banyak laporan yang beredar masih bersifat sensitif dan politis. Beberapa di antaranya berasal dari sumber anonim atau lembaga yang tidak mengungkapkan bukti konkret. Misalnya, laporan tentang transfer sistem S-400, rudal Iskander, atau pesawat Su-35, masih menjadi spekulasi. Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari kedua pemerintah terkait transaksi tersebut.