Media Belanda Bongkar Fakta Mengejutkan: Tangan Kanan Patrick Kluivert Tak Dipecat PSSI Meski Gagal di Piala Dunia 2026
- PSSI
Siapa Regi Blinker yang Dipertahankan PSSI?
Nama Regi Blinker memang tak sepopuler Patrick Kluivert di telinga publik Indonesia. Namun, di dunia sepak bola Belanda, Blinker punya reputasi cukup kuat.
Lahir pada 4 Juni 1969 di Paramaribo, Suriname, Blinker tumbuh besar di akademi Feyenoord Rotterdam. Ia menembus tim utama pada usia 17 tahun dan bertahan selama lebih dari satu dekade, mencatat 305 penampilan serta 58 gol.
Selama kariernya di Feyenoord, Blinker mempersembahkan satu gelar Eredivisie dan lima trofi KNVB Cup. Ia dikenal sebagai pemain sayap yang agresif dan punya naluri menyerang tajam.
Selepas dari Feyenoord, Blinker mencoba peruntungan di Inggris bersama Sheffield Wednesday. Meski tak bertahan lama, kehadirannya di Premier League memberi warna tersendiri bagi tim. Ia kemudian melanjutkan karier ke Skotlandia untuk memperkuat Celtic FC.
Di level internasional, Blinker sempat membela Timnas Belanda dalam tiga pertandingan resmi.
Karier Setelah Pensiun: Dari Lapangan ke Dunia Bisnis
Usai gantung sepatu, Blinker tetap menekuni dunia sepak bola dari sisi berbeda. Ia mendirikan perusahaan Life After Football, sebuah platform yang membantu mantan pesepak bola beradaptasi setelah pensiun.
Perusahaan ini juga mengembangkan majalah gaya hidup dengan nama yang sama, berfokus pada kehidupan para pesepak bola di luar lapangan — mulai dari bisnis, mode, hingga kegiatan sosial.
Pendekatan humanis dan pengalamannya yang luas membuat Blinker dinilai sebagai sosok yang berharga di struktur PSSI, terutama dalam bidang pengembangan pemain dan transisi karier.
PSSI dan Masa Depan Tim Pengembangan
Keputusan mempertahankan Blinker bisa jadi merupakan bagian dari strategi PSSI untuk menjaga kesinambungan dalam sistem pengembangan pemain muda, terutama pasca-kegagalan menuju Piala Dunia 2026.
Dengan pengalaman Eropa dan pemahaman mendalam tentang manajemen pemain, Blinker diyakini masih punya kontribusi penting, terutama dalam program jangka panjang Garuda Development Project yang digagas era Erick Thohir.
Meski badai pemecatan mengguncang staf pelatih Timnas Indonesia, keberadaan Regi Blinker dan beberapa staf Belanda lainnya menandakan bahwa PSSI masih melihat nilai strategis dalam pengalaman mereka — bukan hanya sebagai pelatih, tetapi sebagai arsitek masa depan sepak bola Indonesia.