Erick Thohir Ogah Mundur dari PSSI Meski Timnas Gagal ke Piala Dunia 2026, Ini Alasan Tegasnya
- tvonenews.com
Ringkasan Berita:
Erick Thohir menolak desakan mundur setelah Timnas Indonesia gagal melaju ke Piala Dunia 2026 dan menegaskan jabatannya merupakan amanah voters PSSI serta FIFA.
Ia mengaku terbuka terhadap kritik publik dan berjanji membawa sepak bola Indonesia menuju arah yang lebih profesional dan berkelanjutan.
Erick menyebut pemilihan ketua PSSI baru akan digelar pada 2027, sambil meminta publik memberi kesempatan untuk menuntaskan program reformasi.
Gadget – Erick Thohir akhirnya angkat bicara menanggapi desakan publik yang meminta dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Gelombang kritik ini muncul setelah Timnas Indonesia gagal total di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kegagalan tersebut menjadi sorotan besar lantaran Garuda tak mampu bersaing di Grup B. Meski sempat diharapkan bisa melangkah jauh usai mengganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert pada awal 2025, hasil yang diperoleh justru berbanding terbalik. Timnas Indonesia terpuruk di dasar klasemen dan tersingkir tanpa kemenangan berarti.
Erick Thohir yang juga menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga memahami kekecewaan publik, namun menegaskan dirinya tidak akan mundur begitu saja. Ia menyebut posisi Ketua Umum PSSI adalah amanah yang diberikan oleh voters serta mandat dari FIFA untuk menjalankan transformasi sepak bola nasional.
“Jadi amanah ini ya saya harus pertanggungjawabkan dan jaga. Pada 2027 nanti ada pemilihan, silakan saja. Tapi selama masih diberi tanggung jawab, saya akan terus bekerja,” ujar Erick Thohir dalam podcast Bukan Kaleng-Kaleng.
Fokus pada Reformasi dan Pembangunan Jangka Panjang
Erick Thohir mengaku memahami bahwa kinerja PSSI masih jauh dari sempurna. Namun, ia meminta publik memberi ruang agar proses pembenahan bisa berjalan tanpa gangguan politik atau desakan emosional.
“Tapi beri kesempatan kita bekerja dengan segala kekurangan kita. Tidak ada manusia yang selalu benar, yang penting kontinuitas dan kerja keras,” ucap Erick.
Menurutnya, transformasi sepak bola tidak bisa terjadi secara instan. Ia menilai perubahan mendasar perlu waktu, mulai dari pembinaan usia muda, pembenahan infrastruktur, hingga penataan ulang kompetisi nasional.
Mantan Presiden Inter Milan ini menegaskan bahwa dirinya tidak alergi terhadap kritik. Ia justru menganggap kritik publik sebagai cermin untuk memperbaiki kinerja federasi. “Tidak apa-apa, justru hal itu menjadi bahan introspeksi bagi saya,” ujarnya dengan tenang.
Terbuka terhadap Kritik, Ajak Publik Bangun Sepak Bola
Erick menolak anggapan bahwa PSSI menutup diri dari masukan. Ia menyebut setiap saran dan kritik dari masyarakat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan. Menurutnya, suara publik adalah elemen penting dalam membangun sepak bola Indonesia yang lebih sehat.
“Saya tidak menutup diri, saya selalu terbuka. Kalau ada kekurangan, saya mohon maaf,” tegasnya.
Erick juga mengaku sudah melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Diskusi tersebut bertujuan mencari formula terbaik untuk memperbaiki sistem sepak bola Indonesia, mulai dari pembinaan usia dini hingga perbaikan tata kelola kompetisi profesional.
“Saya sudah berdiskusi dengan banyak pihak, bukan hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri, untuk merumuskan langkah ke depan berdasarkan masukan dan kritik yang ada,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa langkah konkret akan terus dilakukan agar Indonesia bisa bersaing di level internasional. Salah satu fokusnya adalah membangun fondasi kuat bagi generasi muda pemain yang kelak bisa membawa Garuda tampil di Piala Dunia 2030.
Janji untuk Terus Membangun dan Tidak Menyerah
Di tengah tekanan besar dan suara publik yang menuntut tanggung jawab, Erick Thohir tetap memilih bersikap tenang. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menjadi pemimpin yang mudah menyerah hanya karena kegagalan sementara.
“Kalau malah membuat kita keras kepala, ya salah. Tapi kalau kritik membuat kita sadar dan memperbaiki diri, itu justru langkah yang benar,” katanya.
Erick mengingatkan bahwa perjalanan reformasi sepak bola Indonesia baru berjalan dua tahun sejak ia memimpin PSSI pada 2023. Ia berkomitmen menyelesaikan masa baktinya dengan transparansi dan hasil nyata.
Dengan nada optimistis, ia menegaskan bahwa kegagalan di Piala Dunia 2026 bukan akhir dari segalanya. Sebaliknya, ini menjadi pelajaran penting untuk menata kembali arah sepak bola Indonesia menuju impian besar: lolos ke Piala Dunia 2030.
Erick Thohir menegaskan tekadnya untuk tetap memimpin PSSI hingga masa jabatannya selesai. Meski badai kritik datang bertubi-tubi, ia memilih menghadapi situasi ini dengan sikap terbuka, reflektif, dan fokus pada perbaikan nyata.
Bagi Erick, tanggung jawab terhadap transformasi sepak bola nasional jauh lebih besar daripada tekanan politik atau kekecewaan sesaat. “Yang penting kita terus bekerja dan tidak berhenti memperbaiki,” ujarnya menutup pembicaraan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |